Uskup Agung Merauke, Mgr. Petrus Canisius Mandagi meminta Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) mengundang Paus Fransiskus mengunjungi Papua demi membantu menciptakan perdamaian di wilayah yang terus bergolak itu.
Ia mengungkapkan keinginannya untuk dikunjungi Paus dalam pertemuan dengan perwakilan Ikatan Cendekiawan Katolik Indonesia (ISKA) pada 1 Juni di kediamannya.
“Undangan resmi harus dari KWI. Saya berharap itu dan Gereja Katolik di Indonesia akan mencobanya,” katanya kepada UCA News, media Katolik Asia melalui telepon pada 3 Juni.
“Saya tidak ingin melanggar aturan. Tapi saya sangat berharap itu tidak akan memakan waktu terlalu lama. Alangkah baiknya jika kunjungan bisa dilakukan segera setelah pandemi Covid-19 berakhir,” katanya seraya menambahkan bahwa undangan resmi kepada paus harus dikirim melalui Duta Besar Indonesia untuk Takhta Suci.
Prelatus itu, yang juga menjabat sebagai administrator apostolik Amboina, menyatakan bahwa, menurut sumber-sumber diplomatik, Paus Fransiskus telah merencanakan kunjungan ke Indonesia, Timor-Leste dan Papua Nugini pada September tahun lalu. Namun perjalanan itu dibatalkan karena pandemi.
“Alangkah baiknya jika Paus Fransiskus bisa datang ke Keuskupan Agung Merauke yang memiliki umat Katolik terbanyak di Papua. Papua sering terpinggirkan dan dilanda kekerasan … Paus Fransiskus dapat membantu membawa perdamaian ke wilayah ini,” kata Uskup Agung Mandagi.
Kunjungan seperti itu tidak ada hubungannya dengan politik, katanya.
“Sama seperti kunjungan Paus Fransiskus ke Irak, tidak ada agenda politik. Dia mengunjungi negara itu hanya untuk membangun perdamaian di tengah kekerasan. Paus Fransiskus akan melakukan hal yang sama jika dia mengunjungi Papua.”
Paus Fransiskus melakukan perjalanan apostolik empat hari ke Irak pada bulan Maret untuk mencari perdamaian, persaudaraan dan rekonsiliasi di negara yang dilanda perang itu.
AM Putut Prabantoro, dari divisi komunikasi politik ISKA yang hadir dalam pertemuan dengan prelatus itu, mengatakan masalah yang sedang berlangsung di Papua semakin mengkhawatirkan masyarakat internasional.
“Dalam konteks ini, saya setuju dengan Uskup Agung Mandagi. Selama ini menyangkut kepentingan bangsa kita, saya harus memberinya dukungan kuat,” katanya kepada UCA News.
Duta Besar Indonesia untuk Takhta Suci, Laurentius Amrih Jinangkung, mengatakan mengundang Paus Fransiskus akan menjadi isyarat yang baik.
“Kami memang berharap Paus Fransiskus akan menjadwal ulang rencananya untuk mengunjungi Indonesia setelah pandemi Covid-19. Apakah undangan ini diterima atau tidak, biarkan paus yang memutuskan,” katanya kepada UCA News.
“Kami berharap Paus Fransiskus segera mengunjungi Indonesia jika memungkinkan. Kunjungannya tentu akan memiliki arti tidak hanya bagi umat Katolik tetapi juga bagi bangsa. Saya melihat bahwa Vatikan menaruh banyak perhatian untuk mempromosikan toleransi antar umat beragama,” tambahnya.
Komentar