Katoliknews – Pepatah tua mengatakan demikian, “Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh”. Karena itu, merajut persatuan dan tali persaudaraan dengan sesama termasuk bagi mereka yang memilih menjadi misionaris adalah mutlak perlu. Di dalamnya akan ditemukan kisah saling meneguhkan; saling belajar; saling mendoakan; saling berbagi pengalaman untuk memperkaya hidup bermisi.
Spirit ini menyeruak dalam temu tahunan para misionaris SVD dan SSpS asal Indonesia yang berkarya di Chile, negeri di unjung benua Amerika Latin pada akhir Januari lalu di sebuah kota kecil bernama Huaqui, Los Ángeles. Kegiatan ini dikoordinasi oleh RP Bonifasius Boli SVD dan Sr. Imaculata Naif SSpS, dan berjalan sukses sampai selesai.
Sr. Margareta Ngara SSpS yang kini menjadi misionaris di Chile melalui pesan tertulis yang diterima Katoliknews Selasa, 12 Maret 2024, mengatakan, tujuan dari pertemuan tahunan para misionaris ini untuk saling berbagi pengalaman suka dan duka di medan misi.
Adapun di tanah misi Chile, terang dia, para misionaris Indonesia tersebar di wilayah utara yang gurun nan gersang serta di wilayah tengah dan selatan yang hijau.
“Secara geografis jarak wiliayah misi para misionaris Indonesia sangat berjauhan,” kata Sr. Margareta.
Kedua, tambahnya, temu tahunan itu “untuk saling mendukung dan meneguhkan panggilan agar tidak goyah dan patah di tengah derasnya angin sekularisme dan krisis iman yang melanda Gereja Katolik Chile dewasa ini.”
Ketiga, masih menurut Suster Margareta, bagi para misionaris yang baru tiba di Chile, “pertemuan ini merupakan momen yang baik untuk belajar dari para senior tentang situasi misi, budaya dan konteks kehidupan sosial dan politik masyarakat Chile.”
“Tentu saja [temu tahunan ini] juga untuk mencicipi racikan masakan Indonesia, olahraga dan rekreasi bersama,” kata Suster Margareta, yang saat ini sedang belajar Pedagogi di Universidad San Sebastián de Chile.
Suster Margareta menjelaskan, selain sharing lepas di antara para peserta, kegiatan yang sudah menjadi agenda tahun ini juga diisi dengan pembekalan rohani yang dibawakan oleh dua misionaris senior, yaitu RP Lambertus Lalung SVD dan RP Erasmus Beghu SVD.
Pastor Lambertus Lalung yang arab disapa Pater Lemaberto mengisahkan pengalamannya saat awal-awal di Chile, yang terasa sangat berat. Namun, “di tengah kesulitan itu justru cahaya panggilan imamatnya semakin terpancar deras menyinari kesuraman dunia.”
“Di balik beratnya misi, ada harapan dan terang keselamatan,” kata Suster Margareta mengutip pernyataan Pater Lamberto.
Sementara itu, kata dia, RP Erasmus Beghu SVD yang akrab disapa Pater Erno mengajak para misionaris asal Nusantara tersebut untuk melihat dan berupaya berjalan kembali ke dalam diri.
Hal itu, demikian menurut Pater Erno, untuk merefleksikan antara lain tentang impian atau cita-cita (ilusión) seorang misionaris dalam misi ke depan di tengah kemajuan zaman dewasa ini; tentang krisis (desilusión) atau tantangan yang dihadapi oleh seorang misionaris di dalam misi; dan untuk melihat hal-hal positif yang bertumbuh baik di dalam diri maupun di dalam misi (crecimiento).
Menurut Suster Margareta, “Semua peserta kembali ke tempat misinya masing-masing dengan bekal rohani dan semangat misi yang baru” usai kegiatan itu.
Mereka, kata dia, menutup rangkaian kegiatan tersebut dengan mengunjungi kota pantai Talcahuano, Chile.
Komentar