Katoliknews. com — Tarekat Fransiskan Misionaris Maria atau akrab dengan sebutan FMM menyonsong momen penuh rahmat, yaitu yubileum 150 tahun. Perayaan akbar ini akan dilaksanan pada 2027 mendatang.
Menyonsong dan merayakan momen ini, para FMM berikhtiar untuk kembali karisma asali dan menghidupkan kembali komitmen untuk menghayatinya dengan penuh antusias dan semangat.
Ini sesuai ajakan Paus Fransiskus yang mengatakan, “The founders are our roots, not so that we can follow them in any way, but so that it will bear fruit. To return to the beginnings… of our Institutes is to go to that root to drink from it, as from a fountain, and to be able to respond in a just manner.”
Karena itu, perayaan yubileum ini bertema: “Yes, God wishes to breathe forth Himself through us. “Here I am!”, yang diambil dari tulisan Ibu Pendiri Marie de la Passion ketika ia mengalami keputusasaan karena segala macam kekhawatiran. Ia mengalihkan pandangannya dari kekhawatiran dan bebannya dan mengarahkannya ke Cinta Tritunggal yang ada dalam ciptaan, dalam diri manusia, dalam aktivitas, dalam sejarah. Kemudian ia mengembalikan segalanya kepada Tuhan.
Dari India untuk Dunia
Tarekat FMM didirikan pada 6 Januari 1877 di Ootacamund, India oleh Hélène de Chappotin yang dikenal dengan nama religiusnya Marie de la Passion. Ia lahir di Nantes, Prancis pada 21 Mei 1839.
Di masa-masa awal FMM, Marie de la Passion dan para susternya hidup dan menderita karena banyak hal. Namun, mereka menerima dan menjalaninya dengan sukacita.
Karena itu, menyadari bahwa Tarekat lahir dari perjuangan, kesulitan, dan tantangan yang tidak mudah, para Suster FMM merasa bertanggung jawab untuk menjaga warisan berharga ini dengan menjadi semakin berakar kuat dalam karisma Ibu Pendiri dan menghidupinya dengan setia dan sukacita setiap hari.
Marie de la Passion pernah berkata, “Jika tarekat ini karyaku, ia akan mati bersamaku, namun jika Tarekat adalah karya Tuhan, ia akan tetap hidup.”
Saat ini ada sekitar 5.000 suster FMM yang melayani di 71 negara di lima benua. Di Indonesia, komunitas-komunitas FMM tersebar di Pulau Jawa, Sumatra, Sulawesi, dan Flores. Sekolah Regina Pacis di Jakarta, Bogor, Baubau, Bajawa, RS Teresia di Jambi, merupakan beberapa karya pelayanan yang dianugerahkan Tuhan bagi para Suster FMM untuk melanjutkan misi yang diwariskan oleh Marie de la Passion, yakni menghadirkan Yesus bagi dunia dan sesama.
Dari Misionaris Maria menjadi Fransiskan Misionaris Maria
“Saya telah menemukan jalan kembali ke St. Fransiskus ….. semangat St. Fransiskus sungguh merupakan jalanku.” Tanggal 4 Oktober 1882 pada peringatan 700 tahun kelahiran St. Fransiskus Asisi, Marie de la Passion diterima dalam Ordo Ketiga Regular.
Anugrah ini dikukuhkan dengan pemberian mantol Pater Bernadino Portogruaro, Minister General OFM kepada Tarekat FMM.
Dalam suratnya kepada Marie de la Passion dan putri-putrinya pada 6 Januari 1886, Pater Bernadiono menyatakan begini:
“Lihatlah, mantol ini, simbol perlindungan yang akan selalu diberikan oleh Bapa kita St. Fransiskus dan putra-putanya kepada para Fransiskan Misionaris Maria; inilah mantol yang dibawahnya para Misionaris Maria akan selalu mempunyaihak untuk bernaung di dalamnya.”
Marie de la Passion dalam perjuangannya di masa-masa awal pendirian Tarekat mendapat perlindungan dan dukungan di bawah mantol Fransiskus.
Sebuah Ajakan
Dalam persiapan rohani ini [menyonsong yubelium 150 tahun], para suster FMM mengenang kembali dan mensyukuri anugrah ini: Anugerah yang memberi kekuatan namun juga membawa konsekuensi untuk semakin meneladan St. Fransiskus.
Seperti yang diharapkan oleh Marie de la Passion, “…. marilah kita mengingat nasihat dari Pater General kita, ‘Bahwa ketika jumlah kita bertambah, kita harus mengurangi penilaian kita sendiri, sehingga menjadi cukup kecil untuk menemukan tempat di bawah mantol serafik yang terberkati.”
Sr. Andriana FMM, tinggal di Komunitas FMM Emaus, Bogor
Komentar