Katoliknews – “Harusnya kitalah yang disalib! Tapi, tampaknya, Tuhan tidak ingin kita yang disalib. Tuhan Yesus rela disalib demi kita yang dikasihi-Nya dan berarti di mata-Nya,” kata RP Wilhelmus Opestrano Panggur OFM kepada Katoliknews via pesan Whatsapp, Sabtu, 9 Maret 2024.
Hal tersebut dikemukakan imam Fransiskan itu ketika berbicara latar lagu “Meterai Salib” yang baru dirilis pada Sabtu, 9 Maret 2024 dan ditayang di kanal Youtube OFM Indonesia.
Romo Yornes, sapaannya, adalah pencipta lagu tersebut. Ia tak sendirian, tetapi bersama Romo Yohanes Pendamai Marut OFM, yang kini berkarya sebagai Formator di Seminari Menengah Stella Maris, Kahuripan, Bogor.
Vokalis lagu yang berdurasi 4 menit 19 detik dan diproduksi F-Minor, sebuah grup band OFM Indonesia, adalah RP John Tukan OFM, yang kini berkarya sebagai Kepala SMP Santo Fransiskus, Sentiong, Jakarta Pusat.
Romo Yornes mengatakan, “Peristiwa Salib dan luka-luka-Nya [Yesus] yang termeterai di sana sedang berbicara kepada kita untuk berbuat Kasih kepada sesama dan seluruh ciptaan.”
Selain itu, Lagu yang mereka gubah itu tidak terlepas dari sosok Santo Fransiskus Assisi, yang menjadi teladan utama mereka dalam mengikuti Yesus Kristus.
“[Juga] lagu kecil ini terinspirasi dari refleksi sederhana atas pengalaman Stigmata Santo Fransiskus (1182-1226),” kata Yornes.
Santo Fransiskus Asissi, kata dia, sangat rindu mengalami pengalaman akan luka-luka Yesus [stigmata].
Bonaventura [Pengikut Santo Fransiskus dan penulis riwayat hidup sang Santo, di samping Thomas dari Celano] mencatat bahwa stigmata merupakan ‘kerinduan yang bernyala-nyala’ dalam diri Fransiskus.
Dalam sejarahnya, Fransiskus memang mendapat Stigmata itu pada tahun 1224, dua tahun sebelum ia wafat. Ia menjadi orang pertama dalam Gereja Katolik yang mengalami anugerah ajaib ini.
“Setelah berpuasa 40 hari di bukit La Verna, St. Fransiskus pun menerima anugerah istimewa “Stigmata” (luka-luka Yesus) pada tangan, kaki, dan lambungnya,” kata Yornes, yang kini berkarya di Slandia Baru.
Namun, terang Yornes, “dalam rasa sakitnya itu, ia [Fransiskus] sangat bersukacita karena diperkenankan oleh Allah untuk mengalami dan merasakan pedihnya luka-luka Yesus. Karena sangat personal, St. Fransiskus ‘menyembunyikan’ luka-luka itu dengan saksama.”
Sementara itu, Romo Fendy berharap, lagu itu memberikan insprasi bagi para pendengar dalam memaknai Salib Yesus.
“[Semoga lagu ini menjadi] refleksi iman bagi pendengar/umat Allah untuk intropeksi diri dalam semangat iman: Kasih Allah merangkul keterbatasan kita,” kata dia.
“Kita, pendosa yang selalu dikasihi-Nya,’ pungkas Fendy.
Apresiasi Pendengar
Pantauan Katoliknews di kanal Youtube OFM Indonesia per 11 Maret 2024, pukul 14.00 WIB, lagu “Meterai Salib” itu sudah ditonton 1,2 K, di-like 170 kali, dan kurang lebih 40 komentar.
Para pendengar pun mengapresiasi lagu itu.
“Liriknya , Nadanya dan suaranya semuanya bagussss. Moantap. Jesus , Our Saviour , we love You,” tulis @sylviawaty3487.
“Mantapp..Proficiat atas kemendalaman isi lagu dan kreativitas yang keren,” tulis @yulisafch4989.
“Salut. Lagu ini enak banget, baik dri segi musik maupun liriknya. Keren sdr2,” tulis @joanudu1718.
Komentar