Katoliknews.com – Sejak resmi menjadi keuskupan pada tahun 1980, dua gembala yang memimpin Keuskupan Sibolga adalah dari Ordo Saudara-saudara Dina Kapusin.
Mgr. Anicetus Bongsu Antonius Sinaga, OFM Cap tercatat sebagai uskup pertama.
Ia menjadi gembala di keuskupan itu terhitung sejak 24 Oktober 1980 hingga 3 Januari 2004, ketika ia ditunjuk sebagai Uskup Agung Koajutor Medan.
Tiga tahun kemudian, sejak 14 Maret 2007, Keuskupan itu dipimpin oleh Mgr. Ludovikus Simanullang, OFM Cap, hingga beliau wafat pada 20 September 2018.
Sejak Uskup Ludovikus meninggal, pendahulunya, Uskup Sinaga – yang sudah pensiun sebagai Uskup Agung Medan, – ditunjuk kembali oleh Vatikan sebagai administrator apostolik.
Uskup Sinaga memimpin hingga ia meninggal karena Covid-19 pada November tahun lalu.
Setelah tiga puluh tahun berlalu, Keuskupan itu akan dipimpin oleh uskup dari Gereja lokal, RD Fransiskus Tuaman Sinaga yang ditelah ditunjuk Paus Fransiskus dan diumumkan secara resmi pada Sabtu, 6 Maret.
Peralihan dari Kapusin ke Projo ini tentu sinyal makin berkembangnya Gereja lokal, yang juga tentu berkat karya dari para Kapusin.
RD Fransiskus yang lahir pada 22 November 1972 menerima tahbisan imam pada 14 Februari 2003.
Dari tahun 2007 sampai 2009, ia mengenyam studi lanjut Bidang moral di Universitas Kepausan Urbaniana, Roma, Italia.
Sejak tahun 2015 hingga diangkat sebagai Uskup Sibolga, ia melayani sebagai dosen dan rektor STP Dian Mandala, Gunung Sitoli, Nias.
Berpusat di kota Sibolga itu, luas wilayah Keuskupan itu sekitar 26.413 kilometer persegi, meliputi beberapa kabupaten di Provinsi Sumatera Utara, yaitu Nias, Nias Utara, Nias Selatan, Nias Barat, Tapanuli Selatan, dan Tapanuli Tengah.
Komentar