Katoliknews.com – Suster Maria Roseline, anggota Kongregasi Putri Reinha Rosari (PRR) meninggal dunia, diduga karena terinfeksi virus corona (Covid-19).
Suster tersebut meninggal bertepatan dengan Hari Minggu Palma, 5 April 2020 di Rumah Sakit Dirgahayu Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur dan langsung dikuburkan oleh pihak rumah sakit sesuai protokol penangangan kasus Covid-19. Rumah sakit itu adalah milik Keuskupan Agung Samarinda.
Kabar kematian suster ini semula beredar luas di grup Whats App pada Minggu sore, termasuk yang mengaitkannya dengan Covid-19.
UCA News, media Katolik Asia, dalam laporannya pada Senin, 6 April menulis bahwa suster itu positif Covid-19.
Mengutip pernyataan salah satu suster PRR, Sr. Maria Ivon, UCA News menyatakan, rekan-rekan sesama suster tidak bisa mengikuti proses pemakaman karena tidak diizinkan rumah sakit.
Suster Ivon mengatakan, Suster Roseline diduga kuat terinfeksi setelah 20 Maret menghadiri kapitel provinsi di Jakarta.
Dalam acara itu hadir 33 suster dari Jawa, Sumatera dan Kalimantan.
Pada saat itu, menurut Sr. Ivon, peserta kapitel dikunjungi oleh seorang ibu, yang adalah donatur mereka. Ibu itu ternyata sudah terinfeksi Covid-19, namun belum terdiagnosis.
“Ibu itu setelah mengunjungi peserta kapitel langsung masuk rumah sakit dengan diagnosis positif Covid-19. Ia sudah meninggal pada 31 Maret,” kata Sr Ivon.
Ia mengatakan, kemungkinan kuat Suster Roseline terinfeksi pada saat berjumpa dengan ibu itu, di mana digambarkan bahwa saat bertemu, mereka cukup dekat.
Karena itu, jelas Sr. Ivon, ketika selesai kapitel dan kembali ke Kalimantan, Sr. Roseline langsung diisolasi sampai dengan dia meninggal.
Ia menambahkan, suster lain sejauh ini masih belum ada yang terinfeksi.
Menyusul meninggalnya Suster Rosline, kata dia, pimpinan Kongregasi menginstruksikan agar semua suster peserta kapitel dan yang tinggal di komunitas di mana suster itu tinggal sebelum kembali ke Kalimantan harus memeriksakan diri ke rumah sakit di wilayah masing-masing.
Ia mengatakan, semua peserta kapitel sempat kontak dengan ibu donatur itu dan suster-suster lain yang bukan peserta kapitel juga sempat saling bersalaman.
“Kami semua takut,” kata Sr. Ivon.
Sementara itu, pada Senin malam, Marsel Hayon, yang mengaku sebagai keluarga Sr. Roseline menghuhungi Katoliknews.com, menyampaikan keberatan terhadap berita yang menyebut suster itu positif Covid-19.
Ia menyebut, sejauh ini belum ada hasil tes laboratorium yang memastikan bahwa almarhumah adalah benar positif Covid-19.
“Tolong jangan memvonis demikian,” katanya.
Suster Roseline selama ini menjabat sebagai Ketua Komisi Kateketik Keuskupan Agung Samarinda.
Ia sebelumnya bertugas sebagai guru di berbagai daerah di Indonesia.
Suster Roseline seharusnya merayakan 50 tahun membiaranya pada bulan Juli mendatang.
BIVAN S
Catatan Redaksi: Berita ini dikoreksi pada Senin malam, 6 April 2020 pukul 22.22 WIB dengan menambahkan keterangan ‘diduga’ pada judul dan penjelasan tambahan dalam isi berita, bahwa Sr. Maria Roseline, PRR masih dalam status diduga terpapar Covid-19 karena belum ada hasil laboratorium. Hal ini berdasarkan keterangan dari Marsel Hayon, yang mengaku sebagai keluarga almarhumah. Terima kasih.
Silahkan membaca ‘update’ terkait berita ini di sini: Pemerintah dan Rumah Sakit Bantah Berita Terkait Suster PRR yang Diduga Meninggal Karena Covid-19
Komentar