Katoliknews.com – Uskup Agung Jakarta, Ignatius Kardinal Suharyo merayakan Misa syukur pengangkatannya sebagai kardinal pada Sabtu, 19 Oktober 2019.
Misa yang digelar di Gereja Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga Katedral Jakarta itu dihadiri Duta Besar Vatikan untuk Indonesia, Mgr Piero Pioppo, sejumlah uskup, biarawan-biarawati dan umat awam.
Suharyo resmi dilantik sebagai kardinal bersama 12 orang lainnya pada 5 Oktober di Vatikan.
Saat homili dalam Misa itu, ia membacakan surat Paus Fransiskus mengenai pengangkatannya, yang resmi diumumkan Vatikan pada 1 September.
Dalam surat itu, Paus mengajaknya untuk memaknai peristiwa itu sebagai kesempatan untuk “memberikan diri secara lebih utuh” dan tidak melihatnya sebagai sebuah tahap “menaiki tangga atau keanggotan dalam suatu lingkaran orang-orang terhormat.”
“Oleh karena itu, saya mendorong anda dengan semangat persaudaraan yang mendalam untuk menghindari perayaan yang bercorak duniawi,” kata paus.
Bapa Suci juga mengingatkan satu kata yang mesti selalu mendapat tempat dalam karta kegambalaan, yakni bela rasa, terutama dengan mereka yang menjadi korban.
“Semoga tahap baru dalam hidup anda menambah besar kemampuan anda untuk berbela rasa dan membantu anda untuk semakin dekat mengikuti Yesus. Bela rasa bagi semua pribadi, laki-laki maupun perempuan yang karena menjadi korban dan dijadikan budak oleh begitu banyak kejahatan dengan penuh harapan mendambakan sikap kasih yang lembut dari mereka yang percaya kepada Tuhan,” kata paus.
Berikut adalah isi lengkap surat Paus Fransiskus:
Kepada saudaraku terkasih, Ignatius Suharyo, Uskup Agung Jakarta
Saudara terkasih, saya ingin menyapa Anda dan menegaskan kedekatan persaudaran saya pada saat ini ketika Gereja meminta dari Anda bentuk pelayanan baru; pelayanan yang tidak berkaitan dengan kehormatan duniawi tetapi panggilan untuk memberikan diri secara lebih utuh dan kesaksian hidup yang konsisten.
Merupakan harapan hati saya yang terdalam karena sekarang Anda telah mendapat tempat sebagai anggota Klerus Roma, Anda akan dapat menghayati keutamaan-keutamaan yang merupakan ciri martabat Kristiani, kesetiaan dan ketaatan sampai menumpahkan darah yang secara tradisional dilambangkan oleh jubah merah para kardinal.
Di mata dunia, pengangkatan ini biasanya dilihat sebagai promosi, langkah baru menaiki tangga atau keanggotan dalam suatu lingkaran orang-orang terhormat. Cara berpikir seperti ini gagal untuk memahami dan sungguh mengaburkan makna yang benar dari kekardinalan. Oleh sebab itu, saya mendorong Anda dengan semangat persaudaraan yang mendalam untuk menghindari perayaan yang bercorak duniawi.
Benar bahwa umat beriman di Gereja Keuskupan Anda dan orang-orang yang membantu Anda dalam karya Anda merasa gembira karena Anda diangkat menjadi kardinal dan ingin merayakannya. Pastikan bahwa syukuran itu sederhana, ditandai dengan rasa perasaan Gerejawi dan ugahari Injili.
Ketika saya berpikir mengenai Anda masing-masing, satu kata masuk di dalam diri saya “bela rasa”.
Semoga tahap baru dalam hidup Anda menambah besar kemampuan Anda untuk berbela rasa dan membantu Anda untuk semakin dekat mengikuti Yesus; bela rasa bagi semua pribadi, laki-laki maupun perempuan yang karena menjadi korban dan dijadikan budak oleh begitu banyak kejahatan dengan penuh harapan mendambakan sikap kasih yang lembut dari mereka yang percaya kepada Tuhan.
Saya siap melayani Anda. Jangan lupa berdoa untuk saya.
Semoga Yesus memberkati Anda dan perawan Maria menjaga Anda.
Salam Persaudaraan
Komentar