Katoliknews – Dua saudara kembar di Italia memutuskan untuk hidup selibat. Giacomo dan Davide Crespi, nama dua saudara tersebut, sudah ditahbiskan menjadi imam pada 25 Mei 2019 lalu oleh Mgr Gianfranco Agostino Gardin di Keuskupan Treviso, Italia Utara.
Seperti dikutip dari Aleteia.org, saat diwawancarai oleh Famiglia Cristiana beberapa waktu lalu Giacomo menceritakan, di usia 11 tahun, keduanya dan beberapa teman kelas sempat berkenalan dengan seorang imam dari Seminari Treviso.
Namun, kata dia, saat itu ia dan David sama sekali tidak pernah berpikir untuk menjadi imam.
“Sebenarnya, di usia 11 tahun, kamu tidak pernah menanyai diri bakal menjadi imam atau tidak. Mungkin sedikit, tapi itu seperti sebuah perjalanan baru,” kata Giacomo.
“Lalu seiring pertumbuhan usia, kami akhirnya sampai pada waktu dimana kami memulai bagian yang berbeda, lalu mulai belajar teologi hingga memutuskan jadi imam,” ujarnya.
Namun Giacomo menegaskan bahwa kemantapan dirinya dan David untuk menjadi imam berjalan secara personal, otonom dan bebas.
“Saudaraku David dan saya tidak pernah saling bertanya ‘apa yang akan kami lakukan soal ini?’ Kami hanya secara sederhana membagikan cerita soal jalan yang sama ini,” katanya.
Lantas, usai memimpin misa perdana di paroki mereka bertugas, Giacomo sempat mengucapkan terima kasih untuk David yang menurutnya menjadi salah satu kekuatannya menjadi imam.
“Terima kasih, karena bagi saya, kamu adalah seorang saudara, kembaranku, temanku di jalanan, dan temanku yang sejati,” katanya.
Tak hanya itu, Giacomo juga mengatakan pilihan mereka menjadi imam mendapat dukungan kuat dari kedua orangtua, Agnese dan Giampietro, hingga dua saudarinya, Irene dan maria.
“Melalui tahun-tahun belakangan ini, kami selalu merasa bahwa kami tidak sendiri, bahwa kami ditemani secara terus menerus oleh orangtua kami. Terima kasih untuk jawaban ‘iya’ pertama kali dari mereka dan kesaksian mereka, kami sudah lama bisa mengatakan kata ‘iya’ di setiap jalan yang kami pilih,” ujarnya.
Sementara itu, pada kesempatan lain David mengatakan di akhir perjalanan yang membawanya menjadi imam, ia merasa kesediaannya menjadi pelayan Tuhan telah membawa kedamaian besar dalam hidupnya dan keluarga.
Komentar