Katoliknews – Paus Fransiskus untuk pertama kalinya menunjuk 4 perempuan duduk di lembaga penasehat pada Jumat, 24 Mei 2019.
Lembaga penasehat yang diberi nama Synod of Bishops tersebut sudah didirikan sejak tahun 1965 oleh Paus IV namun belum pernah melibatkan kaum wanita.
Seperti dikutip dari Tempo.co, para wanita yang ditunjuk terdiri dari 3 orang biarawati dan satu orang awam. Mereka berasa dari 3 negara dimana dua orang merupakan warga Italia, dan dua lainnya warga Spanyol dan Prancis.
“Ini berita besar karena hingga sekarang tidak ada struktur untuk peremuan untuk memiliki pengaruh pada sinode ketika mereka sedang dipersiapkan,” kata Zuzanna Fliosowska, general manager Voice of Faith, kelompok advokasi internaisonal untuk mempromosikan peran lebih besar bagi perempuan di Gereja, seperti dikutip dari Euronews, Jumat, 24 Maret 2019.
Fliosowska menjelaskan, tugas keempat perempuan ini adalah mempersiapkan pertemuan-pertemuan besar uskup sedunia yang diselenggarakan setiap beberapa tahun dengan topik yang berbeda.
Sementara itu, ia menjelaskan bahwa di Gereja Katolik sendiri, lebih dari setengah populasi umat yakni 1,3 miliar merupakan kaum perempuan. Lalu keanggotaan ordo religius perempuan sekitar 3 kali lebih besar daripada ordo pria. Namun selama ini, di semua sinode hanya kaum pria dan perwakilan pria di lembaga penasehat paus yang dapat memilih dokumen akhir untuk dikirim kepada paus.
Lantas saat ini, lanjutnya, lebih dari 10 ribu orang telah menandatangani petisi yang menuntut agar perempuan dapat memberikan suaranya pada sinode mendatang.
“Kami berharap ini langkah awal menuju delegasi perempuan mendapat suara di sinode nanti,” kata Fliosoeska.
Lembaga International Union os Superiors General atau USIG, lembaga payung biarawati Katolik yang para pemimpinnya telah mendorong isu pemilihan perempuan menyambut kejutan Paus Fransiskus yang menunjuk 4 perempuan sebagai penasehat kepausan.
“Dengan posisi ini, mereka akan dapat membantu membuat keputusan dan tidak hanya diundang sebagai pengamat di pertemuan itu,” kata Patrizia Morgante, juru bicara USIG.
Sinode uskup yang bakal dipimpin Paus Fransiskus dijadwalkan berlangusng pada 6-27 Oktober 2019 mendatang. Sinode ini akan membahas tentang kebutuhan Gereja Katolik di wilayah Amazon, termasuk bagaimana mengatasi kekurangan imam. (brvs)
Komentar