Katoliknews.com – Ketua Program Imamat Para Frater MSC Seminari Hati Kudus Pineleng, Sulawesi Utara, Romo Albertus Sujoko MSC di hadapan ratusan Umat Paroki Lambean mengisahkan sejarah singkat masuknya Gereja Katolik di Sulawesi Utara dan Maluku, dalam Sosialisasi 150 Tahun Umat Katolik bangkit kembali di Keuskupan Manado pada Minggu, 4 Februari 2018.
Dilansir Tribbunnews.com, Pastor kelahiran Purwosari itu memberikan materi “Sejarah Kedatangan Pastor Johanes De Vries SJ di Kema 14 September 1858” dan menjadikan buku Misi Katolik di Keuskupan Mando dan Maluku Abad 16 dan 17 karya Frater Ludolf Bulkmans CMM sebagai referensi utama.
Buku karya Frater Ludolf itu sendiri merujuk kepada informasi dari Hubert Jacob SJ, yang ditulis dalam Documenta Malucentia Vol I yang diterbitkan di Roma, 1974.
“Tahun 1536 sampai 1540, ada seorang bernama Antonio Galvao. Ia seorang yang dihormati, seorang Kristen yang murni, pandai dan penguasa yang simpatik, pelaut yang berani dan dapat mempertahankan kesejahteraan dan ketertiban. Bahkan ia mengaku bahwa ia mampu mengajarkan katekismus. Malah ia merasa tidak mengurangi kehormatannya bila ia mengajar katakumen. Ia mendirikan “asrama kecil” untuk anak-anak untuk diajari agama kristiani,” kata Pastor Sujoko mengutip Humbert Jacobs SJ, sebagaimana dituliskan di dalam buku tersebut.
Rupanya, lanjut dia, pertobatan di Pulau Ambon pertama kali terjadi tahun 1538 di bawah penguasaan Kapten Antonio Galvao saat ia mengutus pasukan di bawah Komando Diogo Lopez de Azevedo untuk menjaga keamanan seluruh wilayah kekuasaan Portugis di Ambon dan membabtis penduduk di Hatiwi, Amantelo dan Nusaniwi.
“Jumlah orang yang dibabtis terus bertambah waktu itu, sehingga ketika Santo Fransiskus Xaverius mengunjungi Ambon dan Ternate tanggal 14 Februari 1546, jumlah kampung yang sudah menjadi Katolik mencapai tujuh kampung dan pada tahun 1555 sudah mencapai 30 kampung,” kata dia.
Ia melanjutkan, jika benar terjadi permandian di salah satu pantai Sulawesi Utara (sekarang) sekitar tahun 1538, maka Yubileum iman Katolik mulai di Sulawesi Utara sudah 480 tahun.
“Kita perlu tahu bagaimana sejarah Gereja Katolik masuk ke wilayah kita. Banyak buku sumber yang bisa kita peroleh. Informasi tersebut didukung oleh surat-surat asli dalam bahasa Portugis yang semuanya tersimpan rapi dan dilampirkan dalam buku Dokumenta Malucentia tersebut,” katanya.
Katoliknews
Komentar