Jakarta, Katoliknews.com – Pengurus Pusat Pemuda Katolik menyayangkan aksi pembubaran paksa acara Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) di Gedung Sabuga, Bandung pada Selasa, 6 Desember 2016 oleh ormas Islam dan berharap kejadian serupa tidak terjadi lagi di waktu mendatang.
“Kami harap negara harus hadir untuk menjamin hak dan kebebasan menjalankan ibadat setiap umat beragama,” kata Sekretaris Jenderal PP Pemuda Katolik Christopher Nugroho di Jakarta, Kamis, 8 Desember 2016.
“Negara tidak boleh tunduk terhadap kelompol intoleran,” lanjutnya.
Pembiaran terhadap kelompok intoleran, kata dia, akan mengancam kebhinekaan.
“Kita juga menyayangkan tindakan pihak kepolisian yang membiarkan kelompok intoleran membubarkan ibadah. Ini menunjukkan aparat kita tunduk kepada kelompok intoleran. Padahal, mereka seharusnya melindungi umat yang beribadah,” tegas dia.
Karena itu, Pemuda Katolik, kata Christopher, mendesak pihak kepolisian untuk meminta pertanggungjawabkan hukum kelompok intoleran terkait tindakan mereka.
“Jika ini dibiarkan, maka bisa menimbulkan situasi anarkis di tengah masyarakat karena polisi selalu tunduk pada keinginan kelompok intoleran. Ini juga bisa menyebar luas dan memicu konflik sosial di daerah lain,” imbuhnya.
Sebagaimana diketahui, sejumlah kelompok yang menamakan diri Pembela Ahlus Sunnah (PAS) memaksa panitia acara KKR mengakhiri ibadah dengan alasan kegiatan kebaktian harus digelar di gereja, bukan gedung umum.
Patris/Katoliknews
Komentar