Katoliknews – Lebih dari 30 pekerja gereja dari berbagai konferensi uskup di Asia berkumpul di Filipina untuk menghadiri lokakarya tiga hari tentang membangun komunitas berketahanan iklim, yang dimulai pada tanggal 14 April.
Melansir Licas.news, lokakarya ini, yang diselenggarakan oleh Office of Human Development – Climate Change Desk (OHD-CCD) dari Federasi Konferensi Waligereja Asia (FABC), dengan tuan rumah Caritas Filipina di Kota Tagaytay.
Para peserta terlibat dalam diskusi menyeluruh mengenai tren iklim yang ada dan isu-isu keberlanjutan yang dihadapi wilayah Asia. Mereka juga berbagi praktik terbaik dan rencana aksi dalam memerangi dampak krisis iklim.
Uskup Allwyn D’Silva dari Mumbai, Ketua OHD-CCD, mengatakan Gereja Katolik harus “lebih terlibat” dalam berbagai masalah lingkungan karena “Asia adalah rumah bagi banyak negara yang rentan terhadap perubahan iklim.”
Prelatus tersebut menantang gereja-gereja di Asia untuk “membangun jaringan” yang terdiri dari para advokat dan “aktor-aktor yang berpikiran sama” untuk memelopori aksi-aksi iklim, yang semuanya didedikasikan untuk membina komunitas yang berketahanan iklim.
Selama lokakarya, Dr. Benedict Alo D’Rozario, Presiden Caritas Asia, membahas bagaimana aksi sosial dan lembaga kemanusiaan Gereja Katolik mencoba untuk secara kolektif membela dan memberdayakan masyarakat dari dampak krisis ekologi.
Dalam salah satu sesinya, pengacara dan pakar kebijakan lingkungan Antonio La Viña mendesak komunitas Katolik untuk segera mengambil tindakan terkait perubahan iklim karena “kita kehabisan waktu, bukan akhir dunia, tapi akhir umat manusia dan makhluk lainnya”. Konferensi Waligereja yang berpartisipasi berasal dari Filipina, Myanmar, india, Thailand, Vietnam, Malaysia, Jepang, Nepal, Indonesia, dan India.
Uskup Jose Colin Bagaforo, presiden Caritas Filipina, menggambarkan “pengumpulan pikiran dan hati” dari berbagai Gereja Katolik di wilayah tersebut sebagai langkah maju yang signifikan dalam “mengembangkan respons yang lebih komprehensif dan efektif terhadap krisis ekologi”.
Bagaforo mengatakan bahwa Konferensi Waligereja Filipina siap untuk berbagi inisiatif, praktik terbaik, dan rencana dalam menanggapi ‘Tangisan Bumi dan Tangisan Kaum Miskin.’
“Mari kita bekerja untuk membangun komunitas yang berketahanan iklim di seluruh Asia, dipandu oleh iman dan tanggung jawab kita bersama terhadap ciptaan Tuhan,” ujarnya pada forum tersebut saat pembukaan acara.
FABC adalah asosiasi sukarela konferensi para uskup di Asia yang didirikan dengan persetujuan Takhta Suci.
Tujuannya adalah untuk memupuk solidaritas dan tanggung jawab bersama di antara para anggotanya demi kesejahteraan Gereja dan masyarakat di Asia.
Forum ini terdiri dari 17 konferensi uskup dan dua sinode Gereja-Gereja Oriental di Asia.
Komentar