Halleluya! Tuhan sudah bangkit. Maka, kita pun mesti semangat; mesti berbagi sukacita Paskah dengan memberikan senyuman terbaik yang pernah kita miliki dalam hidup. Senyuman adalah kado Paskah terindah, yang tidak ternilai harganya, dan selalu gratis sebab tidak ada pungutan biaya apa-apa.
Bersama segenap umat beriman di seantero jagat, hari ini kita merayakan pesta Paskah. Pesta Kebangkitan Yesus, Putra Allah. Setelah kita bergelut dan bergulat dengan peristiwa Via dolorosa dan Golgota pada hari Jumat Agung, di mana kita menyaksikan setiap luka dan nestapa serta darah yang segar mengucur deras dari sekujur tubuh Sang Putra, akhirnya kita tiba pada saat di mana Sang Putra bangkit dari kematian-Nya dan membawa serta buah-buah Paskah yang membahagiakan kita. Kristus telah bangkit mulia, Kristus telah menang atas maut dan dosa. Kita pun turut bersukacita di dalamnya.
Penginjil Markus melukiskan secara jelas terkait narasi tentang kebangkitan Yesus. Batu sudah terguling dan kubur kosong tanpa mayat Yesus adalah tanda bahwa Yesus sudah beralih ke tempat lain, bangkit menuju rumah Bapa-Nya di surga.
Oleh kebangkitan-Nya, kuasa maut dipatahkan dan belenggu dosa dihancurkan. Dia-lah Cahaya Paskah yang sejati, yang datang untuk menghalau kegelapan dunia ini. Batu yang menutupi pintu kubur-Nya telah digulingkan, dan dengan demikian pintu keselamatan terbuka lebar bagi umat manusia.
Bersamaan peristiwa batu penutup kubur Yesus digulingkan, semoga melalui peristiwa kebangkitan Yesus malam ini juga, batu-batu penutup pintu hati kita, seperti egoisme, sikap acuh tak acuh, iri hati, dendam, dengki, marah, dll, turut digulingkan, sehingga dengannya kita boleh mengalami sukacita Paskah.
Semoga melalui ritus pembaptisan pada malam Paskah, kita disucikan kembali dan dilahirkan menjadi manusia baru dalam terang kasih Kristus yang bangkit.
Terinspirasi dari kisah kebangkitan Yesus, maka tidak ada hal lain yang dituntut dari kita selain terus menjadi pembawa terang bagi sesama. Sebagaimana Yesus, Sang Guru Agung kita telah memberikan diri-Nya seutuhnya demi keselamatan semua orang, bahkan sampai mengorbankan diri-Nya di kayu salib, demikian pun hendaknya kita. Sebagai murid-murid Kristus kita dipanggil dan diutus untuk menjadi Terang bagi sesama kita.
Menjadi “Terang” bagi sesama pertama-tama berarti menjadi penyalur berkat Tuhan kepada semua orang, kepada segenap anggota keluarga, kepada teman-teman atau siapa saja yang kita jumpai dari hari ke hari.
Menjadi “Terang” juga berarti menjadi OBOR sukacita, menjadi penabur kebaikan Allah kepada sesama; sekaligus menjadi SOPIR yang bisa mengantar semua orang kepada Yesus dan membawa Yesus kepada semua orang.
Jadi, panggilan menjadi Terang/Cahaya maksudnya menjadi jembatan yang bisa menyalurkan berkat bagi sesama, bukan tembok yang membatasi atau memisahkan sesama.
Paskah adalah kisah tentang kebangkitan Yesus dan juga narasi tentang kebangkitan kita. Maka, ketika kita menyaksikan pristiwa kebangkitan Kristus malam ini, kita juga mesti berani bangkit dari keterpurukan hidup kita, berani bangkit dari pola manusia lama kita, berani menggulingkan batu egoisme, irihati dan dendam yang telah lama menutup pintu hati kita.
Marilah dalam terang Sabda Tuhan pada malam Paskah ini, kita diundang membarui diri agar senantiasa diterangi oleh kasih Kristus sendiri. Sebab Dia-lah Cahaya sejati, Obor Paskah, Api Kasih Allah yang menghalau kegelapan dosa dan maut.
Marilah kita bangkit bersama Kristus, dan terus menjadi terang bagi sesama yang berada di sekitar kita.
Semoga Tuhan Yesus yang bangkit berkenan memberkati dan memampukan kita semua untuk terus menjadi pembawa terang bagi sesama. Amin.
RD Ardus Endi, Imam Keuskupan Ruteng-Flores. Saat ini, berkarya di Papua.
Komentar