Katoliknews – “Orangnya sangat disiplin dan konsisten dalam usaha dan perjuangan, mungkin karena hal itu, beliau menjadi salah satu pribadi yang layak diperhitungkan,” kata Yohanes Baptista Haryanto kepada Katoliknews, Rabu, 13 Maret 2024, via pesan Whatsapp.
Yantho, sapaannya, sedang berbicara tentang Romo Oktavianus Pelagian Ranta atau Romo Choki yang viral diberitakan lolos seleksi Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana (SIPSS) TA 2024.
Pastor Choki adalah lulusan Sarjana Filsafat dari Sekolah Tinggi Flisafat Katollik (STFK) atau kini berganti nama menjadi Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif (IFTK) Santu Paulus Ledalero, Maumere-Flores.
Melansir Victoriynews, media berbasis di NTT, Romo Coky mengaku kaget saat awal ditunjuk pihak Keuskupan Ruteng untuk mengikuti tahapan seleksi SIPSS di Kupang.
“Orang tua memang agak keberatan, tapi semua keputusan soal keberadaan saya diserahkan ke Keuskupan dan saya siap ditugaskan di mana saja termasuk diutus mengikuti seleksi Polri untuk sekolah perwira,” ujarnya beberapa waktu lalu.
Romo Choki dan 99 rekannya dari seluruh Indonesia yang sudah dinyatakan lulus seleksi level nasional pada 17-29 Februari lalu akan dididik selama enam bulan di Akpol Lemdiklat Polri Semarang, Jawa Tengah. Setelah lulus, mereka akan menjadi Perwira Pertama Polri dengan pangkat Inspektur Polisi Dua (Ipda).
Yantho yang adalah teman seangkatan Romo Choki di Seminari Yohanes Paulus Labuan Bajo dan di STFK [IFTK] Ledalero, Maumere juga mengenal Imam Diosesan Ruteng itu seabagi sosok yang cerdas.
“Saya harus mengakui kepintaran orang ini [Romo Choki-red], IP-nya di atas 3,70, bahkan beberapa semester mendapat IP 4,0. Ia lulus S1 dengan predikat Cum Laude,” kata Yantho.
“[Ia] seorang yang rendah hati, tidak dominasi, lebih suka memilih diam, dari pada berkoar-koar. Namun dalam diamnya justru beliau sangat berisi,” pungkas Yantho.
Hendrik Jehadi, juga teman Romo Choki semasa seminari menengah dan seminari tinggi mengaku tidak terkejut ketika teman seangkatannya itu lolos dalam seleksi tersebut.
“Beliau punya kapasitas yang mumpuni untuk proses seleksi semacam itu,” kata Hendrik, sapaannya, via pesan Whatsapp, Rabu, 13 Maret 2024.
Senada dengan Yantho, Hendrik mengenal sosok Romo Choki sebagai pribadi yang sangat disiplin, rendah hati, sederhana, terbuka, mudah berdialog, cepat mengenal orang dan kreatif.
“Dalam hal akademik, beliau salah satu sosok yang memiliki kemampuan lebih baik di angkatan kami,” kata Hendrik.
Romo Choki, kata dia, sangat tekun dalam belajar dan mengerjakan sesuatu, hal sederhana sekalipun.
“Dia terinspirasi dari Bunda Teresa dari Calcuta; melakukan hal kecil dengan cinta yang besar. Saya menyebut beliau sebagai pekerja yang kreatif,” kata Hendrik.
Hendrik yakin, kelak Romo Choki bisa memosisikan diri secara ideal di tubuh Institusi Polri dan Keuskupan Ruteng.
“Beliau akan menghadirkan kegembalaan Yesus dalam Institusi Polri dan bisa membuat wajah Institusi Polri terutaman anggota Polri yang Katolik menjadi lebih humanis, adil dan bermartabat sesuai dengan nilai-nilai Kristiani,”pungkas Hendrik.
Romo Oktavianus Pelagian Ranta tumbuh besar di Tentang, sebuah kampung di Manggarai Barat, Flores.
Ia lahir di Pagal, Manggarai pada 8 Oktober 1995 dari pasangan Ambrosius Ranta dan Anastia Juita.
Sekolah formalnya ditempuh di SDK Tentang 2, kemudian lanjut ke SMP Kemasyarakatan Ndoso yang terletak di kampung halamannya.
Selepas sekolah menengah pertama, ia melanjutkan pendidikan di Seminari Yohanes Paulus II, Labuan Bajo.
Setelahnya, ia melamar menjadi imam Keuskupan Ruteng dan kemudian menjalani formasi di Seminari Tinggi Ritapiret dan STFK Santu Paulus, Ledalero-Maumere.
Ia pun ditahbiskan menjadi Imam Diosesan Ruteng pada Oktober 2023 lalu. Kemudian, sebelum mengikuti seleksi perwira polisi tersebut, ia melayani sebagai pastor rekan di Paroki Santa Familia, Wae Nakeng-Lembor, Manggarai Barat.
Komentar