Katoliknews – Keuskupan Agung Kupang [KAK] kini punya uskup baru, Mgr. Hieronimus Pakaenoni. Ia menggantikan Mgr. Petrus Turang yang memasuki purna tugas.
Lantas siapa sajakah yang pernah menjadi gembala umat dengan jabatan uskup di Metropolis Kupang itu? Siapa yang paling lama di antara mereka?
Pertama, Mgr. Gregorius Manteiro SVD Ia dalah uskup pertama Keuskupan Agung Kupang, dan menjabat paling lama dari tahun 1967-1997 [30 tahun].
Manteiro ditahbiskan menjadi seorang imam Serikat Sabda Allah pada 24 Oktober 1951. Selama menjadi imam, ia sempat menduduki jabatan sebagai rektor di Seminari Menengah Santo Pius XII, Kisol, Manggarai Timur.
Bersamaan dengan pendirian Keuskupan Kupang sebagai pemekaran dari Keuskupan Atambua, Manteiro ditunjuk sebagai Uskup pertama. Ia ditahbiskan pada 15 Agustus 1967 di Lapangan Frater Merdeka, Kupang.
Seiring dengan peningkatan status Keuskupan Kupang menjadi Keuskupan Agung pada 23 Oktober 1989, Manteiro ditunjuk sebagai Uskup Agung Kupang. Ia kemudian menerima pallium dari Nuncio Apostolik untuk Indonesia, Mgr. Francesco Canalini pada 4 November 1989 di Gereja Katedral Kupang.
Sebagai Uskup Agung Kupang, ia turut memprakarsai pendirian Seminari Tinggi Santo Mikhael pada 15 Agustus 1991, bersama Uskup Atambua dan Uskup Weetebula.
Pada 21 April 1997, ia dibantu dengan kehadiran Uskup Agung Koajutor, yakni Petrus Turang. Ia kemudian menjadi penahbis pendamping bagi Turang pada 27 Juli 1997.
Manteiro meninggal dunia dalam usia 73 tahun pada 10 Oktober 1997 di Jakarta. Ia dimakamkan di sisi timur dari Gereja Katedral Kristus Raja, Kupang.
Kedua, Mgr. Petrus Turang. Ia adalah suksesor Mgr. Manteiro SVD, menjabat selama 27 tahun sejak 10 Oktober 1997 hingga 9 Maret 2024.
Turang ditahbiskan menjadi imam diosesan Keuskupan Manado pada 18 Desember 1974. Ia sempat memegang jabatan sebagai Sekretaris Eksekutif Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) Konferensi Waligereja Indonesia. Selama memegang jabatan tersebut, ia ditunjuk sebagai Uskup Agung Koajutor Keuskupan Agung Kupang pada 21 April 1997.
Ia ditahbiskan pada 27 Juli 1997 di Arena Promosi Hasil Kerajinan Tangan Rakyat NTT, Kelurahan Fatululi, Kecamatan Kelapa Lima, Kupang.
Seiring dengan wafatnya Uskup Agung Manteiro, Turang secara otomatis meneruskan jabatan sebagai Uskup Agung Kupang sejak 10 Oktober 1997.
Turang yang kini berusia 77 tahun memasuki usia pensiun. Vatican telah menerima pengajuan pengunduran dirinya, dan menunjuk penerusnya, yakni RD Hieronimus Pakaenoni.
Sampai penahbisan Pakaenoni pada 9 Mei mendatang, Mgr. Petrus Turang ditunjuk oleh Vatikan sebagai Administrator Apostolik Keuskupan Agung Kupang.
Ketiga, Mgr. Hieronimus Pakenoni. Ia baru saja diumumkan menjadi Uskup Agung Kupang pada 9 Maret 2023 pukul 12.00 waktu Roma atau pukul 19.00 waktu Kupang.
Pakaenoni lahir di Noemuti, Timor Tengah Utara, 14 April 1969. Ayahnya, Antonius Menu Pakaenoni (alm.), dan ibunya bernama Petronela Leolay (85). Ia menyelesaikan studi filsafat-teologi di Seminari Tinggi Santo Paulus Ledalero, Maumere pada 1994.
Pakaenoni ditahbiskan menjadi imam diosesan di Gereja Katolik Santa Maria Asumpta Kupang oleh Mgr Petrus Turang pada 1997.
Sejumlah tugas perutusan yang dijalankan Pakaenoni antara lain Pastor Rekan di Paroki Santa Maria Assumpta Kota Baru Kupang (1997—1999); Pastor Paroki Santo Petrus Sulamu (1999—2001); Studi Teologi Dogmatik di Roma, Italia (2001—2003); Pastor Rekan di Paroki Oeleta, Kupang (2003); Pembina di Seminari Tinggi Santo Mikhael Penfui sekalgus dosen di Fakultas Filsafat Unwira Kupang (2004—2024); Dekan Fakultas Filsafat Agama Unwira Kupang (2012—2023); Ketua Komisi Kerasulan Awam Keuskupan Agung Kupang (2023—2024).
Pakaenoni akan menerima tahbisan episcopal pada 9 Mei mendatang.
Selayang Pandang KAK
Melansir situs keuskupangagungkupang.org, dari beberapa catatan sejarah, misi Katolik di Timor termasuk Kupang di dalamnya diketahui diawali sekitar tahun 1512, ketika dua orang Misionaris Katolik mulai menebarkan Cinta Allah di Nusa Cendana itu. Kedua misionaris ini adalah Frei Antonio Taveiro OP dan Frei Antonio da Cruz OP. Kehadiran dan karya mereka sungguh direstui Allah, sehingga menghasilkan buah berlimpah bagi pangkuan Gereja Kristus. Daerah-daerah pedalaman Pulau Timor perlahan-lahan terbuka untuk menerima warta kasih Tuhan.
Menurut catatan dari para Misionaris Dominikan, sekitar tahun 1556 – 1560, di daratan Timor sudah ada sekitar 5000 jiwa penduduk yang beragama Katolik. Selain kedua Misionaris itu [Antonio Taveiro OP dan Antonio da Cruz OP], ada seorang imam lagi yang sering disebut-sebut lama berkarya di wilayah Kupang dan sekitarnya, yakni Pater Antonio Tancipo.
Perkembangan umat Katolik yang pesat dari waktu ke waktu menjadi alasan serius untuk mendirikan sebuah rumah pastoran di Kupang. Tahun 1936, mulai dipikirkan secara serius tempat untuk mendirikan rumah pastoran. Akhirnya diperoleh sebidang tanah yang dipakai untuk mendirikan rumah pastoran, di mana sekarang berdiri Gereka Kristus Raja Katedral, Kupang.
Tahun 1967, tepatnya tanggal 13 April 1967, Paus Paulus VI menetapkan Kupang menjadi suatu Dioses –mekar dari Keuskup Atambua–atas dasar Bulla Romana yang dikeluarkan Propaganda Fidei No. 2684/87. Kemudian, ditingkatkan statusnya menjadi Keuskupan Agung pada 23 Oktober 1989 yang membawahi Keuskupan Sufragan Atambua dan Keuskupan Sufragan Weetabula.
Secara kewilayahan administratif pemerintahan, Keuskupan Agung Kupang mencakup wilayah Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Kabupaten Alor, Kabupaten Sabu Raijua, dan Kabupateng Rote Ndao.
Komentar