Katoliknews – Keluarga Fransiskan atau OFM Provinsi Santo Michael Malaikat Agung, Indonesia bergembira karena delapan anggotanya akan menerima rahmat tahbisan pada pekan mendatang.
Dari berdelapan itu, empat yang ditahbiskan imam dan empat lainnya menerima tahbisan diakonat.
Mereka akan menerima rahmat itu melalui penumpangan tangan Uskup Pangkalpinang Mgr. Adrianus Sunarko OFM di Gereja Paskalis, Paroki Cempaka Putih, Jakarta Pusat pada 12 Maret 2024, pukul 09.00 WIB.
Sebagai moto bersama acara itu mereka mengambil dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Tesalonika yang berbunyi, “Ia yang memanggil kamu setia, ia juga yang akan menggenapinya” (5:24).
Dirangkum dari undangan digital yang diterima media ini, berikut profil singkat delapan Fransiskan itu, dan moto masing-masing.
Pertama: Frater Urbanus Tangi OFM. Banus, sapaannya, sulung dari tiga bersaudara. Ia berasal dari Gereja Santo Yoseph, Paroki Laja, Keuskupan Agung Ende, Flores. Pendidikan formalnya ditempuh di Seminari Menengah Yohanes Paulus II, Labuan Bajo; kemudian untuk S1 dan S2-nya diselesaikan di Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara, Jakarta. Ia memilih kutipan ayat dari Surat Kedua Paulus kepada Timotius sebagai motonya: “Allah yang menyelamatkan dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita”(1:9a).
Kedua, Frater Januarius Martin Stau OFM. Frater murah senyum ini adalah bungsu dari empat bersaudara. Ia tercatat sebagai umat Gereja Santo Montfort, Paroki Poco, Keuskupan Ruteng, Flores. Pendidikan seminari menengahnya diselesaikan di Seminari Yohanes Paulus II, Labuan Bajo; sedang pendidikan tingginya diselesaikan di STF Driyarkara. Frater Johan, demikian ia karib disapa, memilih moto, “Syukur kepada Allah karena karunia-Nya yang tak terkatakan itu”(2Kor. 9:15).
Ketiga, Frater Apoloniarius Pierer Nana OFM. Frater Pile, sapaannya, adalah sulung dari dua bersaudara. Ia berasal dari Paroki Katedral Santa Maria Imakulata, Keuskupan Atambua, Timor. Pendidikan S1 dan S2-nya ditunaikan di STF Driyarkara. Ia memilih moto dari Kitab Yosea, ““Kuatkanlah hatimu dan teguhkanlah hatimu. Janganlah kecut dan tawar hati, sebab Tuhan, Allahmu, menyertai engkau, ke mana pun engkau pergi” (Yos. 1:9).
Keempat, Frater Theofanus Arito OFM. Frater Fano, sapaannya, berasal dari Gereja St. Mikael, Paroki Beanio, Keuskupan Ruteng, Flores. Anak ketiga dari empat bersaudara ini menempuh pendidikan menengah di Seminari Pius XII, Kisol, Manggarai Timur dan pendidikan S1 dan S2-nya di STF Driyarkara. Frater Fano memilih moto, “Karena anugerah Allah aku adalah sebagaimana aku sekarang” (1Kor. 15:10).
Kelima, Diakon Guido Ganggus OFM. Diakon Ogi, demikian sapaannya, adalah anak pertama dari tiga bersaudara dan berasal dari paroki yang diasuh oleh para Fransiskan, yakni Paroki Santo Fransiskus Assisi, Tentang, Keuskupan Ruteng, Flores. Pendidikan formalnya ditempuh di Seminari Menengah Yohanes Paulus II, Labuan Bajo; kemudian untuk S1 dan S2-nya diselesaikan di STF Driyarkara. Ia memilih moto, “Allah yang telah memanggil kamu dalam Kristus akan meneguhkan dan menguatkan kamu” (1Pet. 5:10).
Keenam, Diakon Yohanes Wahyu Prasetyo OFM. Alumnus Seminari Marianum, Jawa Timur, ini adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Ia menyelesaikan studi S1 dan pascasarjananya di STF Driyarkara. Diakon wahyu, sapaannya, memilih moto, “Aku telah memilih jalan kebenaran, telah menempatkan hukum-hukum-Mu di hadapanku”(Mzm. 119:30).
Ketujuh, Diakon Wilfridus Papin OFM. Ia adalah anak sulung dari tiga bersaudara dan berasal dari Gereja Santo Mikael, Paroki Beanio, Keuskupan Ruteng, Flores. Kondang dikenal dengan nama Diakon Papin ini menempuh pendidikan menengah di Seminari Pius XII, Kisol dan pendidikan S1 dan S2-nya di STF Driyarkara. Ia memilih moto, “Gembalakanlah Domba-dombaku” (Yoh. 21:17).
Kedelapan, Diakon Rolansius Lantur OFM. Diakon yang akrab dipanggil Rolan ini adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Ia adalah umat Gereja Santa Theresa Calcuta, Paroki Datak, Keuskupan Ruteng, Flores. Pendidikan formalnya ditempuh di Seminari Menengah Yohanes Paulus II, kemudian untuk S1 dan S2-nya diselesaikan di STF Driyarkara. Ia memilih moto, “Tuhan adalah setia. Ia akan menguatkan hatimu dan memelihara kamu”(2Tes. 3:3).
Sekadar penutup: Mari mendoakan kedelapan putra Santo Fransiskus ini. Sebab, “Tuaian memang banyak, tapi pekerja sedikit’(Luk. 10:2). Jangan sampai yang sudah sedikit ini, malah semakin sedikit.
Komentar