Katoliknews – Suster Irene, biarawati tarekat Sistersian menginjakkan usia yang tergolong sangat tua, yakni 100 tahun. Separuh lebih dari usianya itu, yakni 60 tahun dipersembahkannya untuk Tuhan Yesus melalui jalan sebagai seorang biarawati.
Dia mengucapkan kaul pertamanya pada tahun 1964, ketika dia berusia 40 tahun. Ia mengikrarkan profesi kekalnya empat tahun kemudian, pada tahun 1969.
Dikelilingi oleh seluruh rekan se-komunitasnya di Biara Our Lady of Good Hope di Echourgnac, Dordogne, Prancis, dia merayakan ulang tahunnya yang ke-100 pada tanggal 3 Februari lalu.
Pada hari istimewanya itu, rekan-rekannya di komunitas menyiapkan hidangan favoritnya, yakni asinan kubis atau sauerkraut yang mengingatkan dia pada kampung halamannya, Alsace di timur laut Prancis.
Selama beberapa bulan ini, Suster Irene tinggal di panti jompo. Namun, hal ini tidak menghalangi para suster di komunitasnya untuk mengunjunginya sesering mungkin.
Ketika dia berada di biara, dia merawat ayam, yang menjadi kegemarannya.
“Saya menyukai burung kecil. Mereka berada di tangan yang tepat,” katanya dalam postingan yang dipublikasikan di blog komunitas itu, seperti dilansir aleteia.org.
Lebih dari itu, Suster Irene tidak melupakan bagaimana panggilan hidup membiara tumbuh dalam dirinya.
“Saya selalu tahu inilah saatnya. Sedikit demi sedikit, dia menyusup ke dalam hidupku,” jelasnya, mengacu pada Yesus. Dan, ketika dia menceritakannya, Sr. Irene tampak sangat yakin akan panggilannya. “Tidak ada penjelasan. Dia adalah Anak Allah, dia adalah Yesus. Dia akan memberiku penjelasan saat aku sampai di sana [surga].”
Memang benar, seperti yang dikatakan Paus Fransiskus pada tahun 2014, hidup bakti [membiara] adalah “perjumpaan dengan Kristus: Dialah yang datang kepada kita, dipimpin oleh Maria dan Yusuf, dan kita menuju kepada-Nya dengan dibimbing oleh Roh Kudus. Dia berada di tengah. Dia menggerakkan segalanya, Dia menarik kita ke Bait Suci, ke Gereja, di mana kita bisa bertemu dengan Dia, mengenali Dia, menyambut Dia, memeluk Dia.”
Sebelum menetap di biaranya, Sr. Irène melintasi Prancis dengan sepeda motornya.
“Liburan saya dihabiskan dengan mengendarai moped, berkeliling Prancis untuk melihat semua pemandangan,” kenangnya. Itu adalah saat yang masih dikenangnya dengan baik, meskipun dia tidak lagi bisa menikmati kesenangan kecil ini.
Kemudian ketika ditanya apa harapannya di hari ulang tahunnya yang ke-100 ini? “Hidup abadi! Kapan pun Yesus mau!” jawabnya.
Komentar