Katoliknews.com – Pemerintah Tiongkok melarang seluruh gereja melakukan ibadah selama Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G 20 di negara itu, 4-5 September mendatang.
Sebagaimana dilansir Satuharapan.com pada Senin, 25 Juli salah seorang pemuka agama Kristen, Zhang Mingxuan menyatakan penolakannya terhadap kebijakan itu.
“Mereka (pemerintah) telah memaksa rumah-rumah ibadah agar tidak mengganggu kegiatan KTT G20. Pemerintah telah melakukan tindakan keras atas rumah ibadah dalam beberapa tahun terakhir ini, mencoba mengatur dengan lebih ketat dan mereka mengatakan tidak boleh berkumpul untuk beribadah,” kata Zhang.
“Tetapi, Kitab Suci mengajarkan kita agar tidak berhenti berkumpul melakukan ibadah,” lanjutnya.
Penolakan yang sama juga dilontarkan oleh seorang pengacara hak asasi manusia-gereja, Li Guisheng. Ia mengatakan, keputusan pemerintah tersebut adalah sebuah bentuk diskriminasi.
“Saya tidak mengerti mengapa mereka melakukan ini. Menyembah Tuhan tidak ada hubungannya dengan pertemuan KTT G20,” kata Li Guisheng.
Kebijakan pemerintah ini lantas menguatkan sebuah laporan dari Departemen Luar Negeri yang menyoroti memburuknya kondisi HAM di Tiongkok beberapa waktu terakhir, khususnya nasib gereja.
Laporan itu menunjuk kehancuran sejumlah besar gereja di Tiongkok, hilangnya imam Katolik, serta penahanan pendeta Protestan dan sejumlah umat mereka.
Wili Putra/Katoliknews
Komentar