Katoliknews.com – Frater-frater Ordo Fratrum Minorum Provinsi Indonesia (OFM Indonesia), yang dalam tradisi Ordo tersebut lazim disapa Saudara Muda, menggelar temu akbar tahunan (4-8 Januari 2021).
Biasanya, dalam acara temu akbar ini, semua Saudara Muda Fransiskan yang umumnya calon imam Katolik itu berkumpul di Novisiat Transitus Depok, Jawa Barat, baik yang tinggal di Yogyakarta maupun di Jakarta.
Akan tetapi, kali ini acara temu akbar ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang dijalankan secara tatap muka dan menggelar aneka kegiatan olahraga, budaya, dan rohani.
Tahun ini, mengambil tema “Basodara Tanpa Tatap Muka”, acara diijalankan secara virtual, karena pandemi COVId-19 yang mengharuskan semua orang menjaga jarak dan mengurangi semaksimal mungkin perjumpaan di ruang nyata.
Pastor Fransiskus Oki Dwihatmanto OFM, Sekretaris Dewan Pendidikan OFM Indonesia, mengatakan situasi pandemi yang dihadapi dunia saat ini mengharuskan semua orang untuk belajar, tak terkecuali para Fransiskan Muda di Indonesia.
“Pandemi ini membuat kita belajar beradaptasi, belajar untuk meninggalkan zona nyaman,” tandas Pater Oki, sapaannya, yang juga bertugas sebagai Magister Novis OFM Indonesia.
Dengan demikian, tambah Oki, tujuan dari kegiatan temu akbar tahunan ini, yakni saling sapa, saling kenal, dan menjalin keakraban tetap bisa tercapai.
Hal senada disampaikan Alan Vandri OFM. “Pandemi covid-19 membuat kita bergerak menemukan cara-cara baru,” kata Alan yang dipilih sebagai ketua panitia, dalam sambutan membuka acara tersebut.
Ia menambahkan, temu akbar yang dilakukan secara virtual ini tetap mempererat persaudaraan di antara para pengikut Si Miskin dari Assisi, Santo Fransiskus.
Adapun hari pertama temu akbar ini diisi dengan rekoleksi yang dibawakan oleh Pastor Rikardus Selan OFM, dengan tema permenungan tentang Persaudaraan Injili Fransiskan.
Dalam paparannya, lulusan Licentiat Spiritualitas Fransiskan dari Universitas Antonianum, Roma, menjelaskan bahwa dalam Wasiat, St. Fransiskus Assisi menghendaki persaudaraan yang dirintinya dijiwai Injil.
Karena itu, lanjut Rikard, sapaannya, wujud persaudaraan itu harus nyata dalam berbagai hal, antara lain persaudaraan yang hadir dalam dunia dan dijiwai oleh doa dan persaudaraan yang terbuka bagi semua (Inklusif).
Juga, terwujud dalam persaudaraan yang saling melayani dan penuh kekeluargaan, persaudaraan yang menghidupi semangat kasih dan pengampunan, persaudaraan orang miskin dan rendah hati, persaudaraan pencinta damai, dan persaudaraan yang setia kepada Gereja.
Kegiatan rekoleksi ini dilanjutkan dengan sharing di komunitas masing-masing, yaitu Komunitas Novisiat Transitus (Depok), Komunitas Bonaventura (Yogyakarta) Komunitas Duns Scotus (Kampung Ambon, Jakarta Timur), Komunitas St. Antonius Padua (Cempaka Putih, Jakarta Pusat), dan Komunitas St. Fransiskus Assisi (Kramat, Jakarta Pusat).
Selain itu, kegiatan temu akbar ini diisi dengan perlombaan video, poster, dan juga tik-tok.
Laporan: Fr. Simon Lebo OFM
Komentar