Katoliknews.com – Tersedianya beragam jadwal Misa yang disiarkan secara online selama pandemi COVID-19 memberi ruang bagi umat Katolik untuk bisa memilih-milih; mau ikut Misa jam berapa dan di kanal yang aman.
Kini memang tersedia banyak link Misa live streaming dari berbagai paroki, keuskupan, atau biara.
Pastor Andre Atawolo, dosen teologi dogmatik di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara Jakarta menyinggung di salah satu tulisan di blognya perihal pertanyaan dari umat: apakah boleh mengikuti Misa beberapa kali melalui live streaming?
Pastor Andre mengatakan, “bagi saya, boleh-boleh saja sejauh orang punya waktu.”
“Demikian pula saya berpikir bahwa memilih channel Misa live streaming adalah hal yang sulit dibatasi,” tulisnya.
Ia menerangkan, hal yang lebih penting adalah orang perlu memeriksa motivasi ikut beberapa Misa.
“Yang perlu dihindari ialah cara berpikir komersial: semakin banyak mengikuti Misa live streaming maka semakin banyak rahmat yang akan diterima atau semakin layak di hadapan Tuhan,” jelasnya.
Ia menambahkan, “perlu disadari bahwa cara berpikir ini tidak cocok diterapkan dalam konteks relasi dengan Allah.”
Mengadakan Jamuan Sabda
Pastor Andre mengatakan, situasi sulit karena pandemi COVID-19 menjadi kesempatan bagi kita untuk memberi tempat pada perjamuan Sabda.
“Hendaknya diingat bahwa Sabda Tuhan adalah wujud kehadiran Tuhan yang nyata (realis praesentia). Gereja meyakini kaitan erat antara meja Perjamuan dan meja Sabda,” jelasnya.
“Keluarga dan komunitas dapat menjadikan masa sulit ini sebagai ruang untuk lebih merasakan kehadiran Tuhan melalui Firman-Nya,” urainya.
Di sini, kata dia, berlaku pesan pagi para agen pastoral: jangan sampai situasi sulit ini dijadikan sebagai kesempatan untuk ‘menjual’ Firman.
“Jangan sampai terjadi bahwa pewartaan Firman menjadi semacam hipnotis yang hanya memberi hiburan sesaat bagi umat beriman, namun tidak membangkitkan harapan sejati dan kemauan untuk bersolider dengan sesama,” jelasnya.
Memperbanyak Amal Kasih
Ia menjelaskan, tentu saja perjumpaan dengan Tuhan tidak hanya dalam ritus-ritus yang dilakukan di gedung gereja.
“Saatnya kita perlu lebih mengerti bahwa kerinduan akan Tuhan itu terpenuhi juga dalam tindakan solider dengan sesama dan perawatan alam (air, tanah dan udara),” jelasnya.
“Ketika kita tidak mampu menemukan Tuhan dalam diri sesama dan alam, sebetulnya kita juga tidak menemukan Dia dalam ritus-ritus dan doa-doa kita,” tegas Pastor Andre.
Komentar