Katoliknews – Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya membentuk Dewan Penyantun 2016. Anggotanya merupakan tokoh terpilih yang memiliki peran besar bagi bangsa, seperti Winarno (Bapak Pangan Indonesia), Mari Elka Pangestu (Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI periode 2011-2014), Ignasius Jonan (Menteri Perhubungan), Fransiscus Sibarani (Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal), dan Edwin Soeryadjaya (Chairman PT Saratoga Investama Sedaya Tbk). Mereka pun mengadakan rapat perdana pada Selasa (3/5) di ruang rapat Yayasan Atma Jaya.
Dewan ini bertugas untuk mendorong dan mendukung perkembangan kampus dalam bentuk asupan pertimbangan kebijakan, serta usaha lain yang memberi dampak nyata pada kemajuan dan perkembangan Unika Atma Jaya.
“Pentingnya membentuk dewan penyantun dalam statuta, guna memberi masukan dan berperan aktif untuk membantu menyelesaikan permasalah di Unika Atma Jaya. Harapannya, dewan penyantun dapat membantu meningkatkan reputasi akademik khususnya dalam rangka pembangunan kampus di BSD. Selain itu, juga repositioning kampus di Semanggi, dan internasionalisasi kampus,” ujar A Prasetyantoko, rektor Unika Atma Jaya.
Dewan penyantun yang diketuai oleh Winarno pun menyambut baik permintaan dari pimpinan baik rektor maupun ketua Yayasan Atma Jaya. “Kami berkomitmen untuk membantu Atma Jaya. Khususnya dalam memberikan pertimbangan dan nasehat tentang kebijakan yang perlu diambil baik internal maupun eksternal. Kemudian, kami juga akan memberi teguran atau pengingat kepada pimpinan,” ucap Winarno.
Begitu pula dengan Mari Elka Pangestu yang mendukung peran dirinya dalam tim dewan penyantun, terutama dalam memberi masukan bagi pengembangan pembangunan tiga pusat kampus Unika Atma Jaya. “Saya mendukung semangat kampus di Semanggi sebagai center for nation development. Sehingga, kita tidak hanya mementingkan pendidikan untuk mencetak profesional muda saja, melainkan turut memberikan kontribusi nyata bagi bangsa. Begitu pula, dengan pembangunan kampus di BSD yang harus mempunyai perbedaan dengan kampus lainnya, dan multi tujuan,” ucap Mari.
Sementara Fransiscus Sibarani menjelaskan jika dalam mengembangan kampus, ada dua hal yang menjadi titik perhatian, yaitu mengetahui tentang kebutuhan pasar, sehingga kita bisa memberikan banyak pilihan bagi pasar, dan mereka tinggal memilih saja.
Kedua, menangkap tren dari pemerintah Indonesia yang akan mengembangkan tujuan pariwisata. Sehingga, perguruan tinggi memiliki potensi besar untuk mengembangkan jurusan di bidang tersebut. Misalnya, memperbanyak kerjasama dengan bidang usaha seputar pariwisata seperti hotel, restoran, untuk ajang pelatihan bagi mahasiswa. Selain itu, harapannya perguruan tinggi bisa menjawab kebutuhan pengusaha saat ini.
Mari pun menyamput dengan penjelasan, jika saat ini para pengusaha di Cina, membutuhkan banyak tenaga kerja yang bisa berbahasa Mandarin. Maka, jika lulusan Unika Atma Jaya mampu berbahasa Mandarin, akan disambut baik oleh pengusaha dari Cina. Maka, kerjasama dengan universitas di Cina bisa diperbanyak dan diperkuat.
Lalu, Edwin memberikan masukan, jika Unika Atma Jaya perlu untuk memanfaatkan alumni dalam membuka berbagai akses. Mereka pasti akan membantu kampusnya, yang berperan dalam meraih kesuksesan.
Maka, diakhir pertemuan, Aswin selaku Ketua Yayasan Atma Jaya mengharapkan dukungan dari dewan penyantun untuk memberikan ide dan akses bagi pengembangan kampus dalam menjawab tantangan masa depan. (*Katoliknews)
Komentar