Katoliknews – “Tak sabar pengen bertemu langsung dengan Paus, apalagi tidak perlu jauh-jauh ke Vatikan,” kata Ratna Natalia Bani, Rabu, 3 April 2024 via pesan Whatsapp.
Ririn, sapaanya, sedang bicara kabar kunjungan Paus Fransiskus ke sejumlah Negara di Asia Tenggara termasuk Indonesia pada September mendatang.
Ia adalah umat Katolik asal Nusa Tenggara Timur dan kini merantau di Jakarta.
“Sebagai umat Katolik tentu saya sangat bersyukur dan bersukacita akan kehadiran Bapa Paus ke Indonesia,” ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Agama [Menag] Republik Indonesia Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, pemimpin tertinggi Gereja Katolik Roma akan melawat Indonesia.
“Berdasarkan surat dari Vatikan yang diterima pemerintah Indonesia, Paus Fransiskus akan hadir pada 3 September 2024,” ujar Menag Yaqut di Rembang, Jawa Tengah, Sabtu, 30 Maret 2024, seperti lansir di situs Kemenag.go.id.
“Ini tentu menjadi suatu kehormatan bagi bangsa Indonesia,” tambahnya.
Kedatangan Paus ke Indonesia, kata Yaqut, sudah dinantikan sejak tahun 2022 silam ketika dirinya mengantar surat undangan resmi dari Presiden Joko Widodo [Jokowi] kepada pemimpin Gereja Katolik sedunia itu.
Sementara pihak Konferensi Waligereja Indonesia akan menyampai secara resmi terkait lawatan itu pada Senin, 8 April 2024, melalui kanal Youtube KWI.
“Betul, pada tanggal 8 April KWI akan mengumumkan,” kata Ketua KWI Mgr. Antonius Subianto Bunjamin OSC, Rabu, 3 April 2024, seperti dikutip HIDUPKATOLIK.COM.
“Mengapa tanggal 8 April? Karena pada hari itu (tahun ini) Gereja merayakan Maria Menerima Kabar Sukacita (biasanya tanggal 25 Maret),” tambahnya.
Suster Lauren Nainggolan FSE mengungkapkan perasaan serupa ketika dirinya mendengar bahwa Paus Fransiskus akan datang ke Indonesia.
“[Kedatangan Paus] tentu sangat menggembirakan, hati yang berkobar-kobar dan ingin bertemu,” katanya melalu pesan Whatsapp, Kamis, 4 April 2024.
Suster Lauren adalah biarawati tarekat FSE dan kini berkarya di Rumah Sakit Santa Elisabet, Batam, Keuskupan Pankal Pinang.
“Bagi saya ini [kunjungan Paus] adalah kabar sukacita yang sangat meneguhkan iman, tidak hanya bagi saya tentu bagi seluruh umat Katolik di Indonesia,” kata Romo Ardus Endi, Rabu, 3 April 2024 via pesan Whatsapp.
“Betapa tidak, Bapa Paus yang adalah pengganti Rasul Petrus datang dan menjumpai umat katolik Indonesia,” tambah Imam Keuskupan Ruteng yang berkarya di Seminari Petrus Van Diepen Sorong itu.
Sementara Margaretha Na, mahasiswi Katolik di Unika Santo Paulus Ruteng, Flores, mengatakan, kehadiran Paus pada September mendatang memuaskan dahaganya untuk melihat Paus, yang selama ini hanya melihat di TV atau internet.
“Semoga nanti bisa bertemu langsung,” ujarnya.
Meneguhkan Iman; Menguatkan Toleransi
Romo Ardus berharap, kehadiran Bapa Suci di Indonesia memberikan kekuatan dan semangat bagi seluruh umat beriman untuk tetap menjaga imannya akan Yesus dan terus merawat identitas kekatolikannya.
Ia melihat Paus Fransiskus sebagai sosok yang murah hati dan berbela rasa, karena itu—kata dia, kunjungan Paus juga diharapkan dapat menggerakkan umat Katolik di Indoneisa untuk terus menjadi pribadi yang murah hati, peduli dan mampu menjaga toleransi di tengah pluralitas agama di Indonesia.
“Semoga kunjungan Paus Fransiskus membawa berkat baru bagi negara Indonesia dan khusunya umat Katolik semakin setia dan berjuang dengan imanny,” kata Suster Lauren.
“Berani menjadi saksi Injil kepada semua orang,” tambahnya.
Sementara Ririn berharap kehadiran Bapa Paus semakin mempererat toleransi umat beragama di Indonesia.
Selain itu, ia berharap kehadiran Bapa Paus secara langsung menegaskan kepada para pemimpin Gereja Lokal di Indonesia untuk terbuka terhadap penyelesaian berbagai skandal yang melilit Gereja sendiri.
Pasalnya, ia melihat sepak terjang Paus Fransiskus yang berani membongkar skandal seksual yang dilakukan oleh para pejabat Gereja sendiri.
“Agar menjaga tubuh gereja dari tindakan-tindakan yang melukai kesucian tubuh Gereja itu sendiri, seperti skandal pelecehan seksual oleh imam terhadap umat,” ujarnya.
Margaretha Na berharap, kehadiran Bapa Paus memberi ruang yang terbuka kepada umat untuk berkomunikasi agar bisa kenal lebih dekat, meskipun hanya diwakilkan.
“Semoga kehadirannya dapat diterima baik oleh umatnya dan tidak terjadi hal-hal yang kurang menyenangkan nanti,” ujar perempuan yang disapa Etha itu.
“Semoga kehadirannya juga dapat memberi makna bagi setiap umat katolik dalam mendalami ajaran yang ada,” pungkasnya.
Komentar