Katoliknews – Uskup Agung Semarang Mgr. Robertus Rubiyatmoko meresmikan Gereja Katolik di kawasan kerohanian Universitas Gajah Mada (UGM), Yogyakarta. Kehadiran Gereja itu dinantikan selama 40-an tahun sejak diiniasi pembangunan kawasan kerohanian UGM pada 1980.
Peresmian berlangsung dalam perayaan Ekaristi pada Kamis, 22 Februari 2024, pukul 17.OO WIB. Mgr. Rubiyatmoko bertindak sebagai selebaran Misa dan didampingi Vikep Yogyakarta Timur Romo Adrianus Maradiyo Pr, Pastor Paroki St Antonius Kotabaru Romo Mahar SJ, dan Pastor Mahasiswa Katolik Yogyakarta Romo Agustinus Daryanto SJ. Misa peresmian gereja yang diberi nama Santo Athanasius Agung itu dihadiri para mahasiswa, para dosen, dan sejumlah tamu undangan.
Dalam homilinya, Mgr. Rubiyatmoko mengatakan, dibangunnya gereja tersebut sebagai sebuah pengakuan terhadap komunitas iman Katolik di lingkup Universitas Gajah Mada yang dikenal sebagai kampus Pancasila.
“Kita bersuka cita karena dianugerahi gereja yang indah,” kata Mgr. Rubiyatmoko dalam kotbahnya.
Di tempat yang sama juga ada fasilitas kerohanian dari agama lain, seperti Gereja untuk kalangan Protestan, Klenteng untuk yang Konghucu, Vihara untuk yang Hindu, dan Pura untuk yang Buddha. Ini menjadi komitmen UGM untuk menjaga toleransi di antara cvitas akademikanya.
Dengan adanya gereja tersebut, kata Mgr. Rubiyatmoko, para mahasiswa, para karyawan, dan para dosen yang beriman Katolik di Universitas Gajah Mada mendapat tempat yang nyaman untuk berdoa atau merayakan liturgi lainnya.
“Memang kita bisa bertemu dengan Tuhan di mana saja, berdoa tanpa terikat tempat dan waktu; kita bisa bertemu saat belajar, tetapi tempat memiliki kepastian,” katanya.
“Keberadaan tabernakel [di gereja ini] pertanda Tuhan hadir bersama kita,” tambahnya.
Selain itu, kata dia, gereja dibutuhkan sebagai tempat untuk penggembalaan, pembinaan iman “supaya kawanan domba sungguh-sungguh mengenal gembala utama [Yesus Krsitus] dan mendapatkan mahkota yang dijanjikan, yakni keselamatan dan kebahagiaan.”
“Ada harapan mahasiswa, karyawan, dosen memiliki militansi iman yang kuat dan mapan; tidak mudah diombang-ambingkan,” katanya.
Karena itu, ia meminta agar Gereja itu digunakan sebagaimana mestinya. Ia mengizinkan agar ada perayaan Ekaristi harian dan hari Minggu di gereja itu.
“Bahkan bila dimungkinkan misa setiap Minggu, dipersilakan,” kata Uskup yang disambut tepuk tangan umat yang hadir.
Romo Vikep Maradiyo turut mengamini harapan Uskup tersebut untuk adakan misa harian dan Misa hari Minggu di gereja itu. “Entah ada Romo atau tidak,” kata Romo Maradiyo yang disambut tawa hadirin.
Pada kesempatan itu, Mgr. Rubiyatmoko juga melantik Pengurus Misa Kampus UGM dan Pengurus Kapel St Athanasius Agung UGM.
Komentar