Katoliknews.com – Pemerintah Timor-Leste memberi penghargaan untuk empat individu dan lembaga, termasuk sebuah panti asuhan yang dikelola para biarawati Katolik atas kontribusi mereka dalam bidang hak asasi manusia.
Pengharagaan Hak Asasi Manusia Sergio Vieira De Mello itu diberikan oleh Presiden Francisco Guterres Lu Olo pada 10 Desember bertepatan dengan Hari Hak Asasi Manusia internasional.
Para penerima penghargaan itu adalah Panti Asuhan Para Suster Dominican di Dili, aktivis lingkungan Alexandre Rosa Bruno Sarmento, lembaga swadaya masyarakat Casa Vida Child Care Center dan seorang bidan Paulina da Costa Soares.
“Penghargaan ini sebagai pengakuan atas dampak jerih payah dan kegiatan Anda dalam memperkuat Hak Asasi Manusia di negara kita tercinta,” kata Presiden Lu Olo dalam acara yang diadakan di istana presiden.
Dirintis sejak 2008 presiden yang juga peraih Nobel Perdamaian, José Ramos-Horta, penghargaan tahunan ini diberikan kepada individu serta lembaga pemerintah dan non-pemerintah yang berkontribusi dalam pemajuan, pembelaan dan penyebaran Hak Asasi Manusia di Timor-Leste.
Nama penghargaan itu mengacu pada seorang diplomat Brasil yang menjabat sebagai administrator transisi PBB di Timor-Leste dari Desember 1999 hingga Mei 2002, membimbing negara itu menuju kemerdekaan. Pada tahun 2003 ia tewas dalam pemboman hotel di Baghdad, Irak.
Presiden Guterres mengatakan penghargaan diberikan kepada panti asuhan yang dikelolah Para Suster Dominikan itu atas kontribusinya yang sejak 2005 “menyediakan tempat penampungan untuk anak-anak miskin dan yatim piatu dari tingkat pra-sekolah hingga pendidikan tinggi.”
“Panti itu asuhan telah membantu anak-anak miskin untuk mengakses pendidikan informal, formal dan non-formal,” katanya.
Ia menjelaskan, panti asuhan itu mengajar anak untuk menghargai diri sendiri dan orang lain sebagai citra Allah, mencintai sesama dan peduli pada lingkungan.
“Panti asuhan itu juga membantu anak-anak bisa masuk sekolah, membayar uang sekolah, uang transportasi, uang untuk alat tulis, membina sikap mereka dan menyediakan kebutuhan dasar,” katanya.
Selain itu, kata dia, panti asuhan itu juga “memberikan kelas bahasa Inggris dan Portugis, kelas musik, pendalaman terhadap Kitab Suci dan kursus komputer dasar.”
Sementara Sarmento, kata presiden, mendapat penghargaan itu atas kontribusinya dalam membantu sekitar 1.500 untuk meningkatkan pendapatan. Melalui lembaga Fundasaun Carbon Offset Timor (F-COTI) yang berdiri sejak 2009, ia juga berhasi menanam 220.000 pohon di 197 hektar lahan serta menanam 22.000 pohon bakau di empat hektar daerah pesisir Wenunuc dan Metinaro, di pinggiran Dili.
Selain itu, F-COTI juga memberikan beasiswa kepada 600 siswa sekolah menengah di Laclubar dan 13 mahasiswa di Dili.
Sementara Casa Vida terpilih atas dedikasina untuk menyelamatkan anak-anak dan perempuan yang mengalami kekerasan seksual.
Ia menambahkan, lembaga itu juga membantu para penyintas memasuki pasar tenaga kerja dan memungkinkan mereka diintegrasikan kembali ke lingkungan mereka, lalu berjuang melawan kekerasan berbasis gender.
Sementara Bidan Paulina diberi penghargaan karena “dedikasinya yang luar biasa, dengan bekerja di desa terpencil Afaloikai, di Pos Administratif Nunumalau, Kotamadya Viqueque.
“Soares selalu menunggang kuda sejauh 15 kilometer dari desanya ke Puskesmas Uatolari mengambil peralatan medis dan obat-obatan. Dia berjalan 4,5 kilometer untuk bekerja setiap hari sejak 2006, setelah lulus dari Universitas Nasional Lorosa’e,” kata presiden.
Setiap penerima penghargaan ini mendapat bantuan dana 10,000 dollar Amerika Serikat, atau setara 140 juta rupiah.
Komentar