Katoliknews.com – Warga di Timor-Leste, termasuk para pejabat tertinggi negara itu, meratapi meninggalnya seorang uskup paling senior, Mgr. Basilio do Nascinamento Martins, sosok yang diakui memiliki kontribusi penting dalam perjuangan kemerdekaan negara itu.
Uskup Baucau – kota terbesar kedua di Timor-Leste – itu meninggal dunia di Rumah Sakit Nasional Guido Valadares, Dili pada 30 Oktober dalam usia 71 tahun.
Ia dilaporkan kolaps karena terkena serangan jantung saat sedang mengikuti misa syukur seorang imam baru di Baucau – 122 kilometer sebelah timur Dili – pada 30 Oktober pagi, yang membuatnya langsung diterbangkan ke Dili.
Kabar kematian prelatus itu, yang menjadi salah satu suara paling populer pada periode sebelum referendum 1999 negara itu, dengan komentarnya tentang situasi di Timor-Leste yang secara teratur dicari oleh para jurnalis, telah menimbulkan kesedihan mendalam bagi warga di negara mayoritas Katolik itu.
“Saya mengucapkan belasungkawa yang mendalam kepada keluarga besar Konferensi Waligereja Timor-Leste (CET), Gereja Katolik dan keluarga besar uskup,” kata Presiden Francisco Guterres Lú Olo.
“Negara kehilangan seorang patriot yang memiliki kemampuan intelektual yang sangat baik. (Ia) dengan berani membela masyarakat yang bergabung dalam kelompok klandestin (gerakan bawah tanah) dan dalam upaya diplomatik di luar negeri (pada masa perjuangan kemerdekaan),” katanya.
Sementara itu Perdana Menteri Taur Matan Ruak mengatakan ia “merasa kaget, dan tidak percaya, bercampur dengan sedih,” mendengar kabar kematian uskup itu.
Jenazah Uskup Basilio diberangkatkan dari Dili ke Baucau pada 1 November, ditemani para uskup, imam, biarawati, dan biarawati, demikian menurut laporan Suara Timor Lorosae.
Media itu melaporkan bahwa umat Katolik yang berduka menyambut jenazahnya itu di pintu masuk kota Baucau dan mengaraknya menuju Gereja Katedral St Antonius Padua Baucau.
Menurut jadwal yang disampaikan oleh CET, jenazahnya ditempatkan di gereja itu untuk memberi kesempatan kepada semua umat menyampaikan penghormatan terakhir sebelum dimakamkan pada Rabu esok, 4 November.
Uskup itu yang lahir di Suai, Covalima ditahbiskan imam pada tahun 1977 di Portugal. Dia kemudian pergi ke Paris, Prancis, untuk bekerja bagi pastoral kepada kaum imigran hingga 1982, sambil ia menyelesaikan gelar dalam Teologi Pastoral dan Katekese di Institut Katolik Paris dan diploma dalam Sastra dan Bahasa Prancis.
Pada Oktober 1994 ia kembali ke Timor-Leste dan pada 30 November 1996 diangkat sebagai Administrator Apostolik Baucau.
Pada 6 Maret 2004, Paus Yohanes Paulus II mengangkat Nascimento sebagai uskup Baucau.
Ia merupakan presiden pertama CET sejak pembentukannya diumumkan secara resmi oleh Kongregasi untuk Evangelisasi Bangsa-bangsa pada 2011, menjabat hingga 2019.
Komentar