Katoliknews.com – Beberapa frater dari komunitas Seminari Pineleng melaksanakan program dari Keuskupan Manando tentang misionaris jalanan, Sabtu (2/10).
Mereka membagikan makanan kepada warga di beberapa area di Kota Manado.
Program ini diperuntukkan bari warga kota yang tergolong kaum marginal. Mereka adalah pedagang kaki lima, pemulung, tukang ojek, dan lainnya.
Makanan itu merupakan pemberian umat Katolik. Para frater menjemput berkat tersebut di rumah keluarga umat Katolik di sekitaran Tikala dan Malalayang lalu membagikannya.
Kegiatan ini dinamakan “Misionaris Jalanan”.
Kegiatan ini merupakan cara berpartisipasi dalam kesatuan dengan seluruh gereja universal dalam perjalanan bersama (sinode) menuju puncak pertemuan para uskup 2023.
Kegiatan ini juga merupakan kegiatan Bulan Misi 2021. Pembukaan Bulan Misi dan sosialisasi Sinode Gereja Universal sudah dilakukan pada Selasa (28/9) secara daring.
Kegiatan lalu dilanjutkan dengan “Doa Torang Peduli”.
Uskup Keuskupan Manado Mgr. Benedictus Estephanus Rolly Untu MSC mengatakan, kegiatan sinode kali ini melibatkan seluruh umat di seluruh dunia, seperti dilansir dari manado.tribunnews.com.
“Karena itu Pastor Kris Ludong menjadi penghubung ke KWI,” katanya.
Uskup Rolly mengatakan, ada kegiatan tingkat keuskupan sebelum kegiatan Gereja universal.
Akan ada pembukaan di Paroki Keroit pada 17 Oktober 2021 serentak dengan keuskupan lain di seluruh dunia.
“Akan ada kesatuan gerakan untuk ini,” ujarnya.
Ia mengatakan tim pusat Vatikan sudah mengirim file ke keuskupan. Dalam file tersebut juga diatur gerakan di keuskupan.
Bagi Uskup, rancangan itu cocok dengan rencana strategis Keuskupan Manado.
“Sesudah sinode apa yang hidup dan apa yang perlu dilihat,” ujarnya.
Ia mengatakan ini sinkron dan integral dengan keadaan lokal keuskupan.
Ketua Komisi Liturgi Keuskupan Manado Pastor Stenly Pondaag MSC mengatakan, dalam 10 tema sinode ada tema merayakan. Ini berhubungan dengan seksi liturgi.
Pastor Stenly mengatakan ada banyak cara berpartisipasi dalam kesatuan dengan seluruh gereja universal dalam perjalanan bersama (sinode) menuju puncak pertemuan para uskup 2023.
Ada kuesioner yang akan diisi oleh pimpinan umat, ada doa sinode yang nanti didoakan bersama, dan dalam Rosario.
Untuk Keuskupan Manado juga akan ditandai pembukaan ini dengan tiga kegiatan pokok, yaitu Perayaan Misioner, Misionaris Medsos dan Misionaris Jalanan.
Cara berpartisipasi dalam Perayaan Misioner, kata dia, untuk persekutuan teritorial pada pukul 18.00 ada doa Rosario Misioner untuk zona hijau.
Dalam rangka tema sinode, Rosario ini melibatkan para Rasul atau Misionaris Cilik, Ekaristi, Rosario melalui perarakan dari rumah ke rumah dengan salam (KKI: Rasul Cilik dan Ekaristi dengan lagu-lagu khusus), Rosario (Rasul Rosario) dan Katekese (OMK/Pimpinan).
Semua perayaan ini direkam dan di-upload oleh seksi liturgi/pewartaan wilayah rohani dan disebarkan oleh Komsos Paroki dengan tagar #synodalchurchKM, ditampung dan diceritakan kembali oleh Komsos Keuskupan.
Kemudian persekutuan kategorial pukul 20.00 ada Doa Rosario Misioner secara daring kapasitas 500 orang dengan didahului katekese dari klerus dan dilanjutkan oleh Rasul Awam untuk Rosario.
“Ada juga Misa Misioner di Keroit oleh Uskup 17 Oktober 2021 perwakilan dan keterlibatan para Misionaris/Rasul Cilik, Ekaristi, Rosario, lingkungan hidup, anak alam, iptek, sosial, doa dan penolong jiwa-jiwa. Ini serentak seluruh dunia di hari yang sama,” ujarnya.
Ketua Pusat Pastoral Keuskupan Manado Pastor Kris Ludong menjelaskan, sinode menurut beberapa sumber adalah pertemuan para uskup untuk membahas topik yang memiliki makna teologis atau pastoral.
Sinode tersebut untuk mempersiapkan dokumen yang menjadi rujukan atau memberi nasihat kepada paus.
Sinode Para Uskup didirikan pada tahun 1965 oleh Paus Paulus VI, yang berharap agar sinode tersebut akan mendorong persatuan yang erat antara paus dan para uskup dunia.
Sinode uskup biasa terjadi setiap tiga tahun untuk membahas masalah yang dipilih oleh delegasi sinode yang dipilih atau ditunjuk dari setiap benua, dan dari kantor-kantor tertentu di Vatikan.
Sinode yang berlangsung pada Oktober 2019 adalah sinode khusus untuk wilayah Pan-Amazonian.
Setelah sinode itu, paus menekankan bahwa “sinodalitas adalah perjalanan gerejawi yang memiliki jiwa yaitu Roh Kudus.”
Paus menginginkan agar setiap suara harus didengar dan memberikan peran yang lebih besar kepada komunitas lokal dalam proses pengambilan keputusan Gereja.
Dengan perubahan tersebut, Sinode Para Uskup pada Oktober 2023, tidak hanya akan dirayakan di Vatikan tetapi juga di setiap paroki dan keuskupan setelah rencana perjalanan selama tiga tahun.
Setiap pertemuan sinode juga berkembang melalui fase-fase yang berurutan.
Vatikan akan mengirimkan keuskupan sebuah dokumen persiapan, disertai dengan kuesioner dan vademecum atau buku pegangan, dengan proposal untuk konsultasi.
Tema untuk sinode para uskup yang akan datang adalah “Menuju Gereja Sinodal: Persekutuan, Partisipasi, dan Misi.”
Sinode itu akan dibuka secara serentak di Vatikan dan di setiap keuskupan di seluruh dunia pada Oktober 2021.
Proses ini akan melalui fase keuskupan yang dimulai dari Oktober 2021 hingga April 2022, dan kemudian ‘fase kontinental’ dari September 2022 hingga Maret 2023.
Kemudian semua akan diakhiri dalam “fase Gereja universal” di Vatikan dengan Sinode Para Uskup pada Oktober 2023.
Komentar