Katoliknews.com – Sekelompok biarawati dan para imam di India meminta pemimpin gereja untuk melakukan penyelidikan independen atas kematian tidak wajar seorang suster novis.
Suster Divya P. John, nama biarawati itu, ditemukan tak bernyawa pada 7 Mei lalu di sumur biara di Paliekkara di distrik Pathanamthitta di negara bagian Kerala.
Lewat sebuah surat yang dikeluarkan pada 18 Juni 2020, kelompok yang terdiri dari 95 pastor dan suster itu mengatakan insiden tersebut merupakan” yang terbaru dari kejadian serupa.”
“Sudah saatnya Konferensi Agama India, badan nasional agama Katolik, ‘bangun’,” demikian isi surat dari kelompok itu seperti dilansir Ucanews.com.
Polisi setempat pada awalnya menilai kematian suster berusia 21 tahun tersebut sebagai kasus bunuh diri tetapi Tomin J. Thachankary, direktur jenderal Kejahatan Cabang Kerala, menolak penjelasan itu dan meminta penyelidikan lebih lanjut.
“Situasinya sangat parah, mengingat fakta bahwa direktur jenderal telah menolak laporan kepolisian bahwa tidak ada hal-hal lain yang mencurigakan dalam kematiannya. Dalam konteks ini, kami menuntut penyelidikan independen dan tidak memihak tentang penyebab kematiannya,” lanjut kelompok tersebut.
Mereka menuntut pejabat Konferensi Agama India dan Kardinal Baselios Cleemis, uskup agung Gereja Siro-Malankara, melakukan penyelidikan “independen” dan “tidak memihak” untuk menghapus keraguan dan menemukan kebenaran.
Kongregasi suster Basilian di Kerala adalah bagian dari Gereja Siro-Malankara.
“Bahkan sebulan setelah kematian tragis itu, banyak pertanyaan seputar kematiannya tetap tidak terjawab,” lanjunya.
Jika itu kecelakaan, “hal-hal apa saja yang membuat seorang gadis muda bisa jatuh dengan mudah ke dalam sumur di siang hari?”
Selain itu, kelompik tersebut juga ingin mengetahui alasan membawa mayat suster itu ke rumah sakit yang dikelola gereja daripada rumah sakit pemerintah terdekat.
Jika itu kasus bunuh diri, “siapa atau apa yang menyebabkannya? Kemungkinan bunuh diri menimbulkan lebih banyak pertanyaan tentang kehidupan membiara dan formasi yang perlu ditangani dengan tingkat urgensi yang lebih besar,” katanya.
Situasi “lebih memprihatinkan karena dilaporkan bahwa ada sekitar 20 biarawati yang meninggal tidak wajar selama 33 tahun terakhir di India. Mengapa kematian seperti itu terjadi?”
“Konferensi Agama India perlu menjawab pertanyaan dengan penuh ketulusan dan obyektif. Ketidakpedulian atau diam karena takut dalam situasi seperti itu akan membuat kita ikut serta dalam kejahatan.”
Komentar