Katoliknews.com – Saat dunia sedang dilanda ketakutan karena Covid-19, seorang imam di Filipina justru memilih berdagang ikan untuk membantu umat miskin yang tinggal di sekitar paroki tempat ia bertugas.
Pastor Joel Silagpo, nama imam itu, bertugas di Paroki San Antonio de Padua di desa Santa Clara di pulau Basilan, Filipina selatan.
Orang-orang miskin di Basilan – yang sebagian besar adalah nelayan dan petani Muslim – sangat terpukul akibat penutupan akses selama pandemi virus corona.
Pastor Silagpo mengatakan, sejak virus corona merebak di Filipina, masyarakat tersebut tidak bisa menjual barang dan membeli persediaan di kota terdekat yakni Kota Zamboanga, di seberang lautan.
“Jika tidak ada barang mengalir dari Zamboanga, bagaimana kita makan?” kata Pastor Silagpo seperti dikutip dari Licas.news pada Selasa 2 Juni 2020.
Ia menceritakan, bantuan awal untuk warga miskin tersebut berasal dari penggalangan dana melalui kerja sama masyarakat dan umat setempat.
“Kami membagikan dua putaran paket bantuan,” ujarnya.
Namun, kata dia, paroki tidak dapat memenuhi kebutuhan warga tersebut dalam waktu yang cukup lama, apalagi Covid-19 tak kunjung berakhir.
Oleh karena itu, ia kemudian merintis kembali sebuah kios untuk menjual ikan yang dibangunnya di luar halaman paroki beberapa tahun yang lalu.
“Mengapa tidak menjual ikan lagi?” katanya pada dirinya sendiri. “Saya pernah melakukannya sekali. Kenapa tidak melakukannya lagi? ” katanya.
Ia menjelaskan, “krisis mungkin membawa budaya ketergantungan pada donasi, jadi saya menantang orang-orang agar banyak akal.”
Sejak kembali menjual ikan, tiga hari dalam seminggu, sang pastor menyewa sebuah sepeda motor untuk menempuh jarak 32 km ke pelabuhan di sisi lain pulau itu untuk membeli ikan. Hasil dari menjual ikan tersebut kemudian ia salurkan kepada warga tersebut.
Ia juga mengatakan, dengan aktivitas menjual ikan, ia dapat membentuk ‘hubungan khusus’ dengan umat dan komunitas Muslim.
Misanya, ia kini berteman dengan Ali, seorang Muslim yang berprofesi sebagai penjual ikan di pelabuhan. Menurutnya, Ali selalu memberikan harga yang murah untuknya.
“Namun Ali tidak tahu mengapa saya menjual ikan. Saya belum memberitahunya. Tetapi setiap kali dia memberi saya harga khusus untuk ikan itu, dia juga turut membantu orang lain,” katanya.
Selain itu, jelasnya, seorang wanita Muslim juga pernah mengatakan kepadanya bahwa karyanya ini merupakan simbol seorang Kristen ‘memasuki dunia mereka’ untuk pertama kali.
“Terus terang, kita tidak bisa menyangkal bias Kristen terhadap Muslim di pulau itu,” kata Pastor Silagpo.
Ia mengatakan beberapa orang Kristen di daerah itu bahkan tidak mau menerima makanan yang ditawarkan oleh umat Islam.
Pastor Silagpo mengaku bersyukur atas persahabatan yang telah ia jalin melalui penjualan ikan.
“Tidak ada yang pernah menyangka bahwa melalui penjualan ikan saya akan dapat memecahkan hambatan dan mengadakan dialog antar-agama dengan umat Islam,” kata Pastor Silagpo.
Pastor Silagpo pertama kali memulai bisnis ikan sejak tahun 2017 lalu.
Saat itu, Pastor Silagpo menjual ikan untuk mengumpulkan dana membangun gedung gereja Paroki San Antonio de Padua, yang kemudian viral dan mendapat dukungan dari banyak pihak. Dua tahun kemudian, gereja tersebut berhasil dibangun.
Komentar