Katoliknews.com – Media di Nigeria melaporkan bahwa pembunuhan seorang frater pada awal tahun ini terjadi karena “ia tanpa henti memberitakan Injil.
Pelaku pembunuhan itu, Mustapha Mohammed, 26, dilaporkan telah mengaku menghabisi nyawa Frater Michael Nnadi yang berusia 18 tahun, salah satu dari empat frater dari Kaduna di barat laut Nigeria yang diculik oleh Mohammed dan gerombolannya pada awal tahun ini.
Para penculik bersenjata lengkap, yang mengenakan seragam militer, menyerbu Seminari Tinggi Gembala yang Baik di Kaduna pada 8 Januari, tempat keempat frater itu tinggal bersama 264 rekan mereka.
Bersama dengan Nnadi, Pius Kanwai (19), Peter Umenukor (23) dan Stephen Amos (23) juga diculik. Salah seorang frater, yang belum diidentifikasi, dibebaskan dari penahanan pada 18 Januari dan ditemukan terluka di sebuah pinggir jalan. Dua lainnya dibebaskan beberapa hari kemudian.
BACA: Pasca Diculik Tiga Pekan, Frater di Nigeria Ditemukan Tewas
Polisi memanggil rektor seminari pada 1 Februari dan memintanya untuk mengidentifikasi mayat Nnadi, yang telah ditemukan beberapa jam sebelumnya.
“Dia terus memberitakan Injil dan meminta saya untuk berpaling dari jalan kejahatan. Itulah sebabnya saya membunuhnya,” aku Mohammed melalui telepon kepada The Sun, sebuah surat kabar harian Nigeria.
Mohammed dan gengnya ditangkap pada 24 April. Surat kabar itu juga melaporkan bahwa seminaris itu meminta para penculik “untuk meninggalkan jalan kejahatan atau berisiko mengalami kebinasaan”.
Situasi yang tidak aman adalah masalah utama bagi masyarakat di Nigeria. Dalam beberapa tahun terakhir, para tokoh agama Kristen, kaum religius dan awam banyak yang diculik dan dibunuh.
Para uskup Katolik di negara itu meluncurkan kampanye selama Prapaskah 2020 untuk memprotes ketidakamanan.
Mereka mendesak umat Katolik untuk berpakaian hitam pada Rabu Abu (26 Februari) ketika mereka memulai Masa Prapaskah. Konferensi Waligereja Nasional (NCCB) juga menyelenggarakan demonstrasi damai pada hari Minggu sore, 1 Maret.
Ribuan umat Katolik berpakaian hitam, dipimpin oleh para uskup, imam, dan religius, berbaris di jalan-jalan di ibukota, Abuja, meskipun hujan deras.
NCCB juga mengecam parahnya keamanan di negara itu pada 2018 dan telah dua kali menyerukan pengunduran diri Presiden Muhammadu Buhari.
Komentar