Katoliknews.com – Salah satu dari empat frater di Nigeria yang diculik pada bulan lalu dilaporkan telah tewas.
Vaticannews.va pada Minggu, 2 Februari 2020 melaporkan hal itu dengan melansir informasi dari Aid to the Church in Need (ACN), lembaga yang fokus membantu umat Kristiani korban persekusi.
Sementara itu, dilansir Catholic News Agency, Uskup Sokoto, Mgr. Matthew Hassan Kukah menyatakan, “dengan hati yang sangat berat” melaporkan pembunuhan frater bernama Michael Nnadi itu.
“Michael dibunuh oleh para bandit pada tanggal yang tidak dapat kami konfirmasikan,” katanya dalam pernyataan yang dirilis 1 Februari.
Michael tewas setelah diculik bersama dengan tiga rekannya dari Seminari Tinggi Gembala Baik di Kakau, Negara Bagian Kaduna pada 8 Januari 2020. Keempat frater ini adalah mahasiswa yang baru memulai studi filsafat.
Orang-orang bersenjata, yang menyamar sebagai militer disebut menerobos pagar yang mengelilingi tempat tinggal para frater dan mulai menembak secara sporadis. Mereka mencuri laptop dan telepon sebelum menculik keempat pemuda itu.
Pada 20 Januari, ACI Africa melaporkan bahwa salah satu dari para frater dibebaskan oleh para penculiknya setelah 10 hari ditawan.
Frater itu dibuang di jalan raya dengan luka-luka yang parah, yang diyakini terjadi selama penculikan. Dia sekarang menerima perawatan medis.
Pada hari Jumat, 31 Januari, seorang pejabat di Seminari Tinggi Gembala Baik mengumumkan bahwa dua frater lainnya dibebaskan.
Pada waktu itu, dilaporkan bahwa satu frater masih ditahan dan diperkirakan akan tetap berada dalam tahanan. Frater yang dimaksud adalah Michael.
Dalam pernyataannya, Uskup Kukah mengatakan, ia harus menunda pengumuman kematian hingga ibu dari Frater Michael diberi tahu tentang kabar buruk itu.
“Kami telah menyampaikan berita kepadanya dan saya akan menemaninya,” kata Kukah, 1 Februari.
“Tuhan tahu yang terbaik. Mari tetap kuat dan berdoalah agar jiwanya tenang,” tambahnya.
Hampir 270 frater tinggal di Seminari Tinggi Gembala Baik.
Seminari itu terletak tak jauh dari Jalan Ekspres Abuja-Kaduna-Zaria. Menurut AFP, daerah itu “terkenal dengan geng kriminal yang menculik orang yang melintas untuk tebusan.”
Siswi dan staf dari sekolah beasrama yang terletak di dekat jalan raya yang sama diculik pada bulan Oktober dan kemudian dibebaskan.
Pada tahun lalu, beberapa imam dan frater, bersama dengan para pendeta dari denominasi Kristen lainnya, diculik di Nigeria, beberapa untuk tebusan, dan beberapa oleh kelompok militan dan teroris Islamis.
Para pemimpin Gereja telah meminta pemerintah untuk memprioritaskan keamanan warganya.
“Situasi keamanan di Nigeria mengerikan,” kata Thomas Heine-Geldern, presiden eksekutif ACN International pada 13 Januari. “Geng kriminal semakin mengeksploitasi situasi kacau dan membuat masalah menjadi lebih buruk.”
Dia membandingkan situasi di Nigeria dengan situasi di Irak sebelum invasi Negara Islam: “Sudah sampai pada tahap itu. Orang-orang Kristen diculik, dirampok dan dibunuh karena tidak ada perlindungan oleh negara. Ini tidak boleh dibiarkan terjadi pada orang-orang Kristen di Nigeria. Pemerintah harus bertindak sekarang, sebelum terlambat. ”
Komentar