Katoliknews.com – Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) memulai sidang tahunannya pada hari ini, Selasa, 4 November 2019, di mana para uskup akan membahas secara khusus dokumen Abu Dhabi yang menggarisbawahi pentingnya relasi dengan kaum Muslim.
Sidang itu yang berlangsung hingga 14 November dilaksanakan di Pusat Pastoral Keuskupan Bandung, Jawa Barat.
Pesertanya adalah uskup dan administrator apostolik dari 37 keuskupan, 3 uskup emeritus, para sekertaris komisi, lembaga, sekertariat dan departemen KWI serta beberapa tamu perwakilan dari Dirjen Bimas Katolik, Unio Indonesia, Peritus, pengamat hukum Gereja dan Konferensi Pemimpin Tinggi Tarekat Religius se-Indonesia (Koptari).
Dalam agenda sidang itu yang mengangkat tema “Persaudaraan Insani untuk Indonesia Damai,” akan hadir sejumlah tokoh Muslim terkemuka sebagai pembicara.
Sidang itu dibuka dengan Misa yang dipimpin oleh Uskup Bandung yang juga Sekjen KWI, Mgr Antonius Subianto Bunjamin OSC.
Ignatius Kardinal Suharyo, Ketua KWI mengatakan dalam sambutannya, pesan Paus Fransiskus saat kunjungan Ad Limina pada pada 8-16 Juni mendasari tema sidang tahun ini, yakni terkait dokumen Abu Dhabi.
BACA JUGA: Perkuat Relasi Katolik-Islam, Dokumen Abu Dhabi Perlu Disebarluaskan
“Konferensi ini mengakarrumputkan dokumen Abu Dhabi dan diharapkan bahwa dengan pembelajaran yang ada dapat memberikan inspirasi untuk melakukan sesuatu yang bermuara pada transformasi kehidupan,” kata Kardinal Suharyo, yang juga Uskup Agung Jakarta, seperti dilansir situs resmi Komisi Komunikasi Sosial KWI, mirifica.net
Dokumen Abu Dhabi yang berjudul “Persaudaraan Manusia untuk Perdamaian Dunia dan Hidup Bersama,” ditandatangani Paus Fransiskus dan Imam Besar Al Azhar, Ahmed Al Tayeb dalam konferensi di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab pada Februari lalu. Dokumen itu menekankan pentingnya membanguan kerja sama di antara Kristen dan Islam demi dunia yang damai.
Suharyo juga berterima kasih kepada Keuskupan Bandung yang telah menjadi tuan rumah dalam sidang KWI selama dua tahun terakhir.
“Gedung pastoral ini mencerminkan dinamika kreatif Keuskupan Bandung, seperti uskupnya,” kata Suharyo.
Ia menambahkan, untuk pertama kalinya sidang tahunan ini tanpa kehadiran Mgr Yohanes Philipus Saklil, Uskup Timika yang meninggal pada 3 Agustus lalu serta menjadi sidang yang pertama bagi Mgr Kornelius Sipayung OFMCap, Uskup Agung Medan dan RD Marthen Kuayo, Administrator Apostolik Keuskupan Timika.
Menyinggung tema sidang, Aloma Sarumaha, Dirjen Bimas Katolik mengatakan, “persaudaraan insani untuk Indonesia damai harus menjadi tekad dan komitmen kita bersama dengan berbagai cara, yakni dengan memperkokoh nilai-nilai universal yang menjadi perekat.”
“Secara ideologis mempekokoh nilai-nilai kebangsaan, Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI menjadi harga mati bagi Indonesia,” katanya.
BACA JUGA: Gereja, Masjid dan Sinagoga Akan Berdiri Berdampingan di Abu Dhabi
Sementara itu, Mgr Piere Pioppo, Duta Besar Vatikan untuk Indonesia menyatakan, sidang tahunan KWI ini dimulai dengan sukacita, karena ketuanya telah diangkat menjadi kardinal, menyinggung Kardinal Suharyo yang diangkat pada 5 Oktober lalu.
Ia pun menggarisbawahi sejumlah hal, termasuk kekuatan dan keberanian dalam komitmen bagi persatuan dan kekudusan yang akan mengatasi kejahatan dengan kebaikan, hal yang mesti dimulai dari Gereja Katolik sendiri.
Komentar