Paus Fransiskus mengkritik banyak negara yang menjadi pembuat senjata untuk perang di negara lain, namun kemudian menolak untuk menerima para pencari suaka yang terpaksa lari dari negaranya akibat konflik.
“Perang hanya berdampak pada sebagian kawasan di dunia, namun senjata perang diproduksi dan dijual oleh wilayah dunia lainnya yang tidak mau menampung para pengungsi korban konflik yang terjadi,” kata Paus di hadapan 40.000 orang di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, Minggu, 29 September.
Tema tentang hal ini diangkatnya dalam khotbah karena Gereja Katolik sedang memperingati Hari Imigran dan Pengungsi Sedunia.
Paus yang kini berusia 82 tahun itu yang juga orang tuanya adalah imigran memang kerap menyoroti persoalan para pencari suaka.
Ia pun tercatat kerap mengecam kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan politisi di Eropa yang anti-imigran.
Paus berpesan kepada umat Kristen untuk merangkul mereka yang terbuang dalam kultur melantarkan ini.
“Ini artinya menjadi tetangga bagi semua yang teraniaya dan terlantar di jalanan di dunia kita, menenangkan luka mereka, dan membawa ke penampungan terdekat di mana kebutuhan mereka dapat dipenuhi,” ujar Paus seperti dilansir Reuters.
Usai memberikan khotbah, Paus Fransiskus lalu meresmikan sebuah patung besar di lokasi itu yang menggambarkan sekumpulan imigran dan pengungsi dari beragam keyakinan dan masa berbeda dalam sejarah kemanusiaan.
Komentar