Katoliknews – Paus Fransiskus mengatakan bahwa memberi perhatian kepada orang-orang kecil dan tersingkir adalah hal yang mesti menjadi pilihan sikap paling utama para pengikut Kristus.
Ia bahkan mengatakan, orang miskin membantu kita untuk menggapai keselamatan.
“Orang miskin menyelamatkan kita karena mereka memungkinkan kita untuk menemukan wajah Yesus Kristus,” katanya.
Hal itu ia sampaikan dalam pesannya menyambut Hari Orang Miskin Sedunia yang dirilis pada Kamis, 13 Juni 2019, bertepatan dengan Pesta Santo Antonius Padua, pelindung orang miskin.
Ia mengatakan, “kita tidak pernah bisa menghindar dari seruan dalam Kitab Suci yang mendesak kita memberi perhatian terhadap orang miskin.”
“Keadaan orang miskin mengharuskan kita untuk tetap dekat dengan tubuh Tuhan yang menderita dalam diri mereka,” katanya.
Ia menegaskan, kita dipanggil untuk memberi sentuhan pada tubuh-Nya itu, dan secara pribadi berkomitmen melayani yang miskin sebagai bentuk nyata dari semangat Injil.
“Komitmen untuk mengangkat kaum miskin termasuk kehidupan sosial mereka bukan hal yang asing dalam penyebaran injil. Sebaliknya, hal tersebut justru merupakan perwujudan iman Kristiani,” ujarnya.
Hari Orang Miskin Sedunia diperingati setiap tahun pada Minggu Biasa ke-33. Pada tahun ini, yang merupakan yang ketiga setelah diperkenalkan Paus Fransiskus pada 2017, peringatannya jatuh pada 17 November dan akan fokus pada ayat Mazmur 9: Harapan orang miskin tidak akan dibiarkan putus.
Dalam pesannya, uskup asal Argentina itu mengingatkan bahwa kemiskinan masih menjadi masalah besar saat ini.
Ia mengatakan, setiap hari ada keluarga yang dipaksa meninggalkan tanah airnya untuk mencari nafkah di tempat lain; ada anak-anak yatim yang kehilangan orang tuanya atau dengan kasar direnggut dari mereka dengan cara eksploitasi yang brutal; orang-orang muda gagal mencapai kehidupan yang layak karena kebijakan ekonomi picik; ada korban berbagai jenis kekerasan, jutaan imigran yang menjadi korban sejumlah kepentingan tersembunyi. “Dan ada tunawisma dan orang-orang yang dikucilkan yang berkeliaran di jalan-jalan kota kita.”
Terkait teladan solidaritas kepada orang miskin, ia menyebut dua nama, yaitu Primo Mazzolari dan Jean Vanier, yang menurutnya telah melakukan banyak hal terhadap kaum miskin.
Primo Mazzolari adalah imam di Italia yang gagasannya tentang Gereja Kaum Miskin kemudian banyak mempengaruhi Konsili Vatikan II, sementara Jean Vanier, yang lahir di Kanada, namun kemudian pindah ke Perancis, adalah pendiri badan amal L’Arche yang fokus pada pelayanan orang miskin.
Mengutip kembali kalimat Primo Mazzolari, Paus mengatakan, “adanya orang miskin adalah bentuk protes terus-menerus terhadap ketidakadilan.”
Ia juga mengucapkan terima kasih kepada Jean Vanier atas perjuangannya terhadap orang miskin.
”Ia (Jean Vanier) membawa banyak anak muda, pria dan wanita yang bekerja setiap hari memberikan cinta dan membangkitkan kembali senyuman di wajah kaum tersingkir,” katanya.
Di bagian terakhir pesannya, Paus Fransiskus menegaskan, semua umat Kristiani mesti bisa menaburkan benih-benih harapan yang nyata jika ingin menjadi pewarta injil yang sesungguhnya.
Komentar