Katoliknews.com – Paus Fransiskus merayakan Misa Natal pada tengah malam di Vatikan, Sabtu 24 Desember 2014 di tengah pengamanan yang ketat.
Dalam Misa itu, ia mengutuk penderitaan anak-anak yang masih terus berlanjut.
Dia menyebut soal orang-orang yang masih dihadapkan pada kelaparan, bahaya di jalur pengungsi dan pengeboman di kota-kota Suriah seperti Aleppo.
Paus mengatakan bahwa Natal sudah “disandera” oleh materialisme, dan bahwa perayaan tersebut membutuhkan lebih banyak kerendahan hati.
Dia mengatakan banyak umat terobsesi membeli hadiah, makanan, dan semua yang terkait dengan diri sendiri. Umat, kata dia, perlu untuk lebih rendah hati.
“Jika ingin merayakan Hari Natal yang sesungguhnya, kita harus merenungkan kalimat ini: Tuhan selalu ada di tiap kehidupan kita,” kata Paus, seperti dikutip dari Reuters.
Dalam misa yang dihadiri 10.000 orang, termasuk para kardinal dan uskup, Paus Francis mengatakan banyak negara maju yang harus diingatkan bahwa makna Hari Natal adalah kerendahan hati, kesederhanaan, dan misteri.
“Kelahiran Yesus disangkal oleh beberapa pihak, dan diabaikan oleh yang lainnya,” katanya.
“Hari ini sikap acuh tak acuh semacam itu dapat kembali terjadi jika Natal hanya sekadar perayaan belaka, sehingga rasa syukur terhadap Tuhan kerap dikesampingkan, kita lebih terpaku membeli hadiah mewah, tetapi abai terhadap mereka yang terpinggirkan”.
“Dunia semacam itu telah menyandera Natal, sehingga perlu dibebaskan”.
Sementara itu, pada Misa Hari Natal, Minggu, 25 Desember 2016, Paus menyampaikan pesan harapan perdamaian di dunia yang sedang diamuk perang dan terorisme.
Ia juga mendesak orang untuk mengingat para migran, pengungsi dan mereka yang ditimpa ketidakstabilan ekonomi akibat pemberhalaan uang.
Menyampaikan pesan Natal keempatnya sejak dipilih pada 2013, Paus Fransiskus mendesak Palestina dan Israel menyingkirkan kebencian dan balas dendam serta membuka halaman baru sejarah.
Pesan tradisional “Urbi et Orbi” (kepada kota dan dunia) Paus Fransiskus menyebut perang, kekerasan dan penderitaan mesti digantikan harmoni dan perdamaian yang disimbolkan oleh bayi Yesus.
“Damai untuk mereka yang kehilangan orang terkasihnya akibat aksi brutal terorisme yang telah menaburkan ketakutan dan kematian di jantung banyak negara dan kota di dunia,” kata Paus kepada sekitar 40.000 orang yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus.
“Hari ini pesan perdamaian berkumandang ke seluruh penjuru Bumi untuk merengkuh semua orang, khususnya mereka yang diamuk perang dan konflik kekerasan yang sepertinya lebih kuat ketimbang perdamaian,” kata Paus dalam Bahasa Italia dari tengah balkon Basilika Santo Petrus.
Paus menyeru perdamaian di Suriah. mendesak bantuan sesegera mungkin kepada penduduk kota Aleppo yang diduduki kembali pemerintah Suriah setelah empat tahun hancur akibat perang dengan pemberontak.
“Saatnya senjata disingkirkan selamanya (di Suriah), dan masyarakat internasional aktif mencari solusi sehingga koeksistensi sipil bisa dipulihkan di negeri itu,” kata Paus seperti dikutip Reuters.
Paus Fransiskus juga menyatakan Natal semestinya menginspirasi manusia untuk membantu mereka yang kurang beruntung, termasuk migran, pengungsi dan mereka yang disapu oleh gejolak sosial dan ekonomi.
“Perdamaian untuk orang yang menderita karena ambisi ekonomi segelintir orang, karena ketamakan dan pemujaan uang yang mengantarkan kepada perbudakan,” kata Paus.
Katoliknews
Komentar