Katoliknews.com– Rasa gembira menyelimuti umat di salah satu paroki baru di Keuskupan Larantuka, Nusa Tenggara Timur yang baru saja diresmikan pekan lalu.
Paroki baru itu, Paroki St Paulus dari Salib Kotenwalang, diresmikan oleh Uskup Larantuka, Mgr Fransiskus Kopong Kung Pr pada Kamis, 20 Oktober 2016.
Selama puluhan tahun, paroki baru itu berada di dalam teritori Paroki St Lodovikus Waiklibang.
Romo Gabriel Wolor Pr, Pastor Paroki Waiklibang mengatakan kepada Katoliknews.com, pembentukan Paroki Kotenwalang bertujuan mendekatkan jarak pelayanan.
“Sebab, kalau dilayani dari Waiklibang, agak susah. Lebih muda jalan kaki daripada kita mengendarai kendaraan roda dua, memakan waktu dan tenaga,” ujar Romo Gabriel melalui telepon selulernya, Senin 24 Oktober 2016.
Paroki baru itu akan digembalakan oleh para imam dari Kongregasi Pasionis (CP)
Menurut Romo Gabriel, kebetulan ketika hendak dibentuk menjadi paroki baru, Kongregasi Pasionis menemui Uskup Larantuka untuk meminta izin agar bisa berkarya di keuskupan itu.
“Lalu, uskup menawarkan Pasionis untuk menangani Kotenwalang,” imbuh imam yang biasa disapa Romo Bie ini.
Ia berkisah, pada Mei 2015, ia pun menemani para imam Pasionis survei ke lokasi.
“Setelah melihat wilayah dan kondisi umat, mereka memutuskan untuk berkarya di paroki baru itu,” tutur Romo Bie.
Paroki baru ini akan digembalakan oleh Pastor Patrisius Within CP dan dibantu oleh seorang Bruder CP.
“Umat dari seluruh stasi yang ada di paroki baru ini sungguh berterima kasih kepada Uskup Larantuka karena telah dengan bijaksana memilih daerah Kotenwalang menjadi sebuah paroki,” ujar Romo Bie.
“Ucapan terima kasih itu datang dari ketua-ketua stasi yang ada di paroki baru itu,” tambahnya.
Paroki Kotenwalang meliputi, Stasi St Theresia Koten, St Petrus Basira, St Mikhael Lewokoli, St Daniel Kolotobo dan St Gabriel Tone.
“Umat di paroki baru ini berjumlah 2.500-an dari 700-an keluarga,” jelas Romo Bie.
Sementara itu, pada kesempatan peresmian paroki itu, Mgr Frans berterima kasih secara khusus kepada kongregasi Pasionis “karena bersedia membaktikan diri untuk melayani paroki baru itu.”
Informasi yang dihimpun Katoliknews.com, jarak Kotenwalang dengan pusat paroki sebelumnya di Waiklibang, yang terletak di ibukota kecamatan Tanjung Bunga, sekitar tiga puluhan kilometer, dengan kondisi jalan belum beraspal, berlubang dan berbatu-batu.
Ongkos ojek untuk urusan administrasi Gereja ke pusat paroki bisa mencapai dua ratusan ribu.
Domba-domba di kawasan paroki baru tersebut juga masih teralienasi dari perkembangan sarana telekomunikasi.
“Maka tidak heran peresmian paroki baru ini menjadi sebuah rahmat besar bagi umat Allah yang berada di kepala Pulau Flores itu,” ungkap Yohanes Milan, ketua panitia peresmian paroki.
Stefan/Katoliknews
Komentar