Katoliknews.com – Paus Fransiskus pada Sabtu 24 September 2016, menjumpai anggota keluarga dari para korban serangan teror Juli lalu di Nice, Prancis.
Diketahui dalam insiden tersebut sekitar 85 orang tewas ditabrak sebuah truk yang melaju cepat menuju kerumunan masa, yang saat itu tengah mengikuti acara Bastille Day.
Sebagaimana dilansir Radio Vatican, Paus Fransiskus kembali mengungkapkan belasungkawa terkait peristiwa itu dan menjanjikan doa serta penyembuhan bagi korban aksi teror tersebut.
Doa, kata dia, merupakan salah satu cara menyembuhkan luka dari jiwa karena kehilangan orang yang dicintai.
“Saya menyambut kamu dengan perasaan bercampur aduk dan kesedihan mendalam,” kata Paus Fransiskus.
Paus juga ingin berbagi rasa sakit atas peristiwa itu apalagi saat ia memikirkan anak-anak dan seluruh keluarga korba, yang hidupnya tiba-tiba begitu dramatis dengan kematian karena aksi teror tersebut.
“Bagi kita umat Kristiani, dasar pengharapan kita adalah Yesus Kristus meninggal dunia, disalibkan dan bangkit. Sama seperti yang dikemukakan Paulus dalam Roma 6:8-9 ‘Jika kita mati dengan Kristus, kita percaya bahwa kita akan hidup juga dengan dia, mengetahui bahwa Kristus, yang telah bangkit dari antara orang mati, tidak mati lagi; kematian tidak lagi berkuasa atas-Nya,” tegas Paus Fransiskus.
Sementara itu, ia juga mengaku lega, pasalnya usai serangan itu, hubungan antaragama di Nice tidak memburuk.
“Saya senang melihat bahwa di antara kamu hubungan antaragama yang sangat hidup, dan ini hanya dapat membantu untuk meringankan sakit dari peristiwa dramatis,” kata dia.
Ia lalu memperingatkan, agar tidak menjawab kebencian dengan kekerasan. Oleh karena itu, kata dia, ketika ada godaan untuk membalas dendam, harus selalu mengingat tentang karya keselamatan Tuhan.
“Kamu dapat merespon serangan dari iblis hanya dengan mewujudkan karya Allah yakni pengampunan, cinta dan hormat untuk tetangga kamu, bahkan jika dia berbeda,” tegasnya.
Lebih lanjut, ia juga meminta kepada semua pemimpin agama di Prancis dan politikus, untuk berani membangun dialog yang tulus dalam hubungan persaudaraan.
“Terutama di antara umat beragama yang menjadi prioritas mendesak, karena saat ini mereka dalam posisi kepemimpinan baik politik dan agama harus berusaha mendorong semua orang untuk mewujudkan damai dalam ruang lingkup pribadi,” kata dia.
Paus Fransiskus juga berharap ada penghiburan dan semangat baru, yang merupakan motif bagi manusia untuk tekun dan melanjutkan semangat dengan keberanian.
“Gereja tetap dekat dengan anda dan menyertai kamu dengan kasih sayang yang sangat besar,” katanya.
Pertemuan saat itu, bagi Paus Fransiskus merupakan upaya meminta Tuhan membantu menguatkan perasaan dan iman agar timbul semangat perdamaian dan persaudaraan.
Oleh karena itu, ia mengucapkan terima kasih kepada Komunitas Katolik dan uskup mereka, André Marceau, hingga untuk semua layanan perawatan dan relawan dari asosiasi “Alpes Maritimes Fraternité” yang mengumpulkan perwakilan dari semua pengakuan agama.
Roby Sukur/Katoliknews
Komentar