Katoliknews – Seorang Uskup di Filipina mulai melancarkan kritik kepada presiden negara itu.
Uskup Agung Lipa, Mgr Ramon Arguelles, meminta presiden terpilih Filipina menerapkan larangan total pada pertambangan.
Uskup Agung Arguelles mengatakan ia berharap Rodrigo Duterte mendengarkan permintaan masyarakat. Uskup itu menyampaikan seruan itu dengan melandaskan pada ensikli Paus Fransiskus Laudato si’.
“Saya berharap dia mendukung permohonan kami untuk melarang tambang terutama di Batangas,”demikian disampaikan Uskup seperti dilansir Ucanindonesia.com.
Sebuah aliansi orang Gereja dan aktivis lingkungan telah mendesak pemerintah Filipina menjamin perlindungan Pulau Verde, di lepas pantai Provinsi Batangas, yang menyatakan wilayah itu adalah pusat keanekaragaman hayati setelah dikaji tahun 2005.
Kelompok itu mengatakan deklarasi pemerintah harus melindungi kota-kota di sekitar pulau itu dari operasi pertambangan dan pembangkit listrik tenaga batu bara di kota Lobo.
Pekan lalu, Uskup Agung Arguelles meminta umat Katolik di provinsi itu berkumpul di Lobo dan berdoa bagi para pemimpin negara memenuhi janji pra-pemilu mereka untuk mengeluarkan undang-undang melarang pertambangan di daerah itu.
“Marilah kita teguh dan ditentukan dalam mengikuti seruan Paus Fransiskus untuk melindungi rumah kita bersama,” kata uskup itu mengacu pada ensiklik Paus Fransiskus, Laudato si’.
Sementara itu, kelompok aktivis lingkungan, Jaringan Kalikasan, telah memuji pernyataan Duterte menghukum pertambangan yang merusak.
“Kami menyambut ultimatum (presiden) terhadap pertambangan skala besar dan mendorong dia memperluas ruang lingkup. Ada begitu banyak pelanggaran dan banyak kerusakan yang ditimbulkan oleh perusahaan pertambangan di seluruh negeri,” kata Clemente Bautista, koordinator nasional kelompok.
Dalam pidato kemenangannya belum lama ini, Duterte mengatakan penambang besar telah menghancurkan lingkungan, terutama di wilayah selatan Mindanao, dan berjanji bahwa kepentingan Filipina akan diutamakan di atas kepentingan perusahaan di bidang pertambangan.
Stefan/katoliknews
Komentar