Katoliknews.com – Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) memutuskan menggelar Doa Rosario selama bulan Juni 2020, yang secara bergilir akan dipimpin oleh para imam dari setiap paroki.
Doa ini mengusung intensi khusus agar bangsa dan negara Indonesia segera terbebas dari pandemi Covid-19.
Doa yang digelar setiap malam pukul 20.00 WIB ini disebut ‘Doa Rosario Merah Putih’ akan disiarkan langsung lewat Hidup TV dan Saluran YouTube di setiap paroki.
BACA: Selama Bulan Juni, KAJ Adakan ‘Doa Rosario Merah Putih’
Rosario Merah Putih yang digunakan dalam doa ini, yang didesain khusus dengan perpaduan warna merah dan putih sebetulnya bukan sesuatu yang baru yang diperkenalkan di KAJ.
Dikutip dari situs resmi KAJ, Rosario Merah Putih adalah salah satu penanda gerakan “Amalkan Pancasila” sesuai Arah Dasar 2016-2020 KAJ.
Menurut penjelasan di situs tersebut, dinamakan sebagai Rosario Merah Putih karena dua alasan. Pertama, warna merah putih sangat impresif, dimaksudkan untuk mengingatkan kita pada Bendera Indonesia, Sang Saka Merah Putih.
“Merah berarti berani membela kebenaran karena iman kepada Allah Bapa, Allah Putera dan Roh Kudus. Putih berarti suci, tulus dan murni karena kasih Allah semata,” demikian menurut KAJ.
Kedua, terbuat dari butiran-butiran manik yang berwarna merah dan putih, lengkap dengan medali Kerahiman Allah yang memerdekakan dan logo KAJ serta Salib khas KAJ.
“Diharapkan Rosario Merah Putih mampu membangun kesadaran kita di dalam peziarahan ini untuk berdoa bersama Bunda Maria bagi keselamatan Bangsa dan Negara.”
Rosario itu juga diharapkan “mengingatkan kita untuk semakin 100% Katolik 100% Indonesia.”
“Berdoa Rosario Merah Putih juga menjadi salah satu ungkapan cinta umat beriman kepada tanah air dan tanda kepedulian kita untuk terus-menerus amalkan Pancasila dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.”
Berdoa dengan menggunakan Rosario Merah Putih sama seperti berdoa Rosario pada umumnya. Yang ditambahkan hanya intensi doa untuk bangsa dan negara.
Dalam penjelasan itu, KAJ menyatakan, ada lima intensi yang terbagi ke dalam setiap peristiwa, yakni:
1. Peristiwa Pertama untuk kebahagiaan kekal jiwa-jiwa para pahlawan,
2. Peristiwa Kedua untuk keutuhan alam Indonesia yang kaya dan subur.
3. Peristiwa Ketiga untuk persatuan Indonesia.
4. Peristiwa Keempat untuk kebijaksanaan para pemimpin kita.
5. Peristiwa Kelima untuk upaya-upaya mewujudkan keadilan sosial.
Intensi-intensi itu “diucapkan dan dimohonkan setelah merenungkan peristiwa, dilanjutkan dengan Doa Bapa Kami’ dan 10 kali Doa Salam Maria.”
Dalam konteks doa selama Juni itu, ada tambahan khusus, yakni agar bangsa dan negara Indonesia segera terbebas dari Covid-19.
Komentar