Katoliknews.com – Timor Leste telah secara resmi membuka kembali gereja-gereja untuk perayaan Ekaristi harian dan mingguan setelah satuan tugas Covid-19 di negara mayoritas Katolik itu melaporkan tidak ada kasus virus corona baru dalam dua pekan terakhir.
Keputusan para uskup negara itu diumumkan pada 28 Mei, dua bulan setelah gereja-gereja diperintahkan ditutup ketika kasus Covid-19 pertama dicatat pada bulan Maret.
“Gereja terbuka hanya untuk Misa,” demikian pernyataan para uskup yang ditandatangani oleh Uskup Agung Dili, Mgr Virgílio do Carmo da Silva, Uskup Maliana, Mgr. Norberto do Amaral dan Uskup Baucau, Mgr. Basílio do Nasscimento.
Umat yang ingin menghadiri Misa harian atau Minggu diminta untuk tetap mengikuti protokol kesehatan, demikian seperti dilansir Ucanews.com, media Katolik Asia, Jumat, 29 Mei 2020.
“Umat harus memakai topeng selama perayaan,” kata para uskup. “Para pastor paroki dan dewan paroki harus memastikan umat beriman mencuci tangan dan menjaga jarak di dalam gereja.”
Timor-Leste hanya mencatat 24 kasus positif dan tidak ada kematian. Meskipun tidak mencatat kasus baru dalam dua minggu terakhir, pemerintah telah memperpanjang keadaan daruratnya hingga 26 Juni.
“Pemerintah merasa perlu untuk memperpanjang keadaan darurat mengingat pandemi global belum berakhir,” kata Perdana Menteri Taur Matan Ruak pada 27 Mei, sehari sebelum masa darurat sebelumnya berakhir.
Dia mengatakan akan ada pelonggaran pembatasan, di mana tempat-tempat bisnis diizinkan untuk dibuka kembali, sementara gereja dan sekolah melanjutkan kegiatan.
Dia juga mengatakan bahwa tanggap darurat negara dimaksudkan untuk mengantisipasi terkait meningkatnya jumlah kasus Covid-19 di negara tetangga Indonesia, khususnya di daerah perbatasan di Timor Barat.
Menurut Presiden Francisco Guterres Lú-Olo, keputusan untuk memperpanjang keadaan darurat disetujui oleh para anggota parlemen. Ini akan termasuk, antara lain, pengetatan kontrol di perbatasan darat, laut, dan udara negara.
“Rakyat juga harus bekerja sama selama masa darurat,” kata Lú-Olo.
“Warga harus tetap disiplin dalam mengikuti protokol kesehatan, seperti mengenakan masker dan menghindari keramaian dan menjaga jarak fisik.”
Pastor Emanuel Lelo Talok, pastor paroki di Gereja St. Joseph di Dili yang merayakan Misa pertama pada 28 Mei, mengatakan bahwa dia sangat senang melihat umat parokinya lagi.
“Mari kita bersyukur kepada Tuhan atas berkatnya yang menyelamatkan kita dari pasang surut selama epidemi virus coronoa yang masih melanda dunia saat ini,” kata Pastor Talok kepada sekitar 300 umatnya.
“Kita berdoa agar berkatterang kebangkitan Kristus pandemi ini segera berakhir,” katanya.
Berbicara kepada UCA News, Pastor Talok mengatakan parokinya hanya akan melakukan kegiatan yang disetujui oleh para uskup.
“Saat ini, kami hanya mengadakan Misa sesuai aturan yang ada. Perayaan lainnya akan diputuskan nanti,” katanya.
Dia mengatakan untuk menghindari kepadatan di gereja, umat akan dibatasi 500 untuk Misa Minggu dan 200 untuk perayaan harian.
“Paroki juga menyediakan tempat cuci tangan untuk umat,” katanya.
Domingos da Costa, yang telah mengikuti kebijakan pembatasan sosial dengan tinggal di rumah di distrik Viqueque, sebelah barat Dili, menyambut baik dimulainya kembali Misa.
“Saya merasa hidup kembali,” katanya.
Komentar