Oleh: MGR PIUS RIADA PRABDI
“Christus Vivit, Kristus Hidup, dan ingin agar engkau hidup!” Seraya menyerukan terus Surat Paus Fransiskus untuk orang muda, saya mengajak teman-teman untuk bersyukur atas hidup kita. Hidup adalah anugerah, panggilan dan perutusan.
Hidup adalah anugerah terindah dari Allah. Kendati perahu hidup dilanda gelombang wabah, namun rasa syukur tidak pernah berubah. Sebab Allah menghendaki hidup menjadi berkah. “Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup dan mempunyainya dalam segala kelimpahan” (Yoh 10:10). Allah menopang hidup kita agar tidak kandas dalam ketakutan, keraguan dan keputus-asaan. Ia mengalahkan kematian dan menganugerahkan hidup baru.
Hidup adalah panggilan. Allah memanggil orang muda untuk terlibat dalam karya penyelamatan. Yusuf, Musa, Yosua, Salomo, Yeremia dan nabi-nabi muda lainnya adalah orang-orang muda. Bahkan Yeremia berkata “Ah Tuhan Allah! Sesungguhnya aku tidak pandai berbicara sebab aku ini masih muda” (Yer 1:6).
Ada banyak tokoh muda yang lain diantaranya St. Fransiskus Asisi, St. Joan d’Arc, St. Dominikus Savio, St. Theresia, St. Tarsisius, Bunda Maria, Paulus. Tuhan memanggil orang muda karena kemudaan sejati adalah memiliki hati yang mampu mengasihi.
Hidup adalah perutusan. Allah mengutus orang muda menjadi pemeran utama dalam segala. Pandemi yang memunculkan krisis, memanggil orang muda untuk melihat dengan hati yang mampu mengasihi. Tuhan memanggil orang muda untuk menjadi nabi dengan hati yang mengasihi.
Menjadi nabi zaman ini adalah memiliki hati yang tergerak untuk berbelas kasih. “Jangan biarkan satu orang pun tercecer dan merasa ditinggalkan dalam kesusahan dan kelaparan” (Surat Cinta untuk Orang Muda).
Inilah saatnya orang muda berseru: “Inilah aku, utuslah aku” (Yes 6:8). Aku siap diutus menjadi nabi masa kini dengan melihat keprihatinan dengan cermat, merenungkan solusi yang tepat dan bertindak secara bijak. Orang muda dipanggil untuk membangun budaya:
1. Hidup Hemat sebagai ganti budaya buang
Tetap setia di rumah. Berani membuat prioritas, pergi kalau sangat penting; berani berkata cukup; hemat listrik, air dan pulsa serta hormat pada bumi sebagai rumah bersama. Cermat memilah kebutuhan dan keinginan. Lebih mulia berbagi daripada mementingkan diri.
2. Hidup Sehat sebagai ganti budaya kematian
Sadar bahwa kesehatan sangat berharga. Makan secara seimbang; semakin dekat makanan yang kita dapat semakin sehat. Peduli dan menolong yang rentan. Ciptakan waktu berharga dalam keluarga demi kesehatan jiwa raga.
3. Hidup Produktif sebagai ganti budaya konsumtif
Nyalakan daya kreasimu, hasilkan sesuatu untuk sesamamu. Satu orang muda satu produk bermutu. Kembangkan pertobatan ekologis; rawat bumi rumah bersama; bercocok tanam dengan bijaksana; berkreasi lewat sosial media dengan cinta, ciptakan aplikasi, narasi, kisah dan inspirasi yang kreatif dan produktif.
4. Hidup untuk Tuhan dan sesama
Berani berkorban bagi sesama dan Tuhan. Jujur dan adil pada diri sendiri, Tuhan dan semesta. Berbagi untuk negeri demi kebaikan bersama. Berbakti demi kebaikan sesama dan memuliakan Tuhan sang Pencipta.
Sahabat Muda Terkasih,
Saat ini kita jadikan Saat Rahmat Tuhan (bdk. Luk 4:18-19). Orang muda membuat pilihan kreatif, kritis dan inovatif. Tuhan membutuhkan kamu. Lihat, putuskan dan buat sesuatu yang baru. Inilah saat orang muda ambil keputusan dan berperan. Janganlah takut! “Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (Mrk 28:20). Ia memanggilmu. “Dia hidup dan ingin agar engkau hidup!”
Salam, cinta dan sukacita
Mgr Pius Riana Prabdi adalah Ketua Komisi Kepemudaan KWI. Ini adalah surat yang ia tulis kepada orang muda dalam rangka Hari Minggu Panggilan Sedunia, 3 Mei 2020.
Komentar