Katoliknews.com – Panitia penyelenggara konferensi VI dan pertemuan raya Kaum Bapa Katolik (KBK) Keuskupan Manado mengadakan rapat perdana di Ruang Rapat Biro Administrasi Pembangunan Kantor Gubernur Sulawesi Utara, Senin, 13 Maret 2017.
Ketua Panitia, Edwin Kindangen mengatakan kegiatan ini akan dilaksanakan di Paroki Santa Familia Mangaran, Jumat (23/6) sampai Senin (27/6) dengan dengan agenda besar yaitu konferensi VI dan pertemuan raya.
“Kegiatan konferensi VI akan diikuti oleh penasehat rohani dan penasehat awam KBK. Badan pengurus KBK ada di 64 paroki dan masing-masing mengutus tiga orang juga kevikepan mengutus tiga orang,” ujar kepala biro pembangunan propinsi Sulut itu.
Untuk pertemuan raya, katanya terdiri dari bidang kerohanian, kesenian, defile, dan olahraga. Untuk bidang kerohanian ada baca Kitab Suci dan renungan juga pendarasan Mazmur.
“Untuk bidang kesenian ada paduan suara seri A, seri B dan Vokal Grup juga ada tarian pasutri. Untuk olahraga ada bola Voli, tenis beregu, catur beregu, dan lari,” katanya, sebagaimana dilansir Tribbunnews.com.
Yang utama juga katanya perayaan ekaristi mulia. Kegiatan melibat KBK di tiga propinsi yaitu Sulawesi Utara, Gorontalo, dan Sulawesi Tengah yang masuk wilayah Keuskupan Manado.
Wakil ketua umum 1 bidang organisasi Adry Manengkey mengatakan dalam rapat yang dibuat di “gedung putih” ia memberikan catatan kecil dari catatan besar. Ia memahami konferensi ini sebagai satu cara KBK untuk menentukan arah dan pilar yang notabene bagian dari masyarakat.
“Ini dilaksanakan di kantor gubernur karena KBK dari bagian masyarakat dalam pembangunan spiritual, sosial dan sebagainya. Kita memahami konferensi sudah berpengalaman (bahkan bisa membuat konferensi internasional) dan beberapa kali diadakan dengan berbagai keberhasilan yang sudah dicapai,” kata sekretaris daerah kabupaten (sekdakab) Sitaro, Tagulandang, Biaro (Sitaro) itu.
Dengan catatan sejarah yang bagus itu, ia berharap bisa mencapai prestasi itu di tahun 2017. Kekuatan KBK katanya berada dalam pilar.
“Apakah kita bisa menjadi pilar. Itu terletak pada konferensi,” katanya.
Ia tidak ingin konferensi melenceng dari sasaran. Ia ingin konferensi menghasilkan
program, dan struktur kepengurusan organisasi KBK yang baik.
“Siapapun yang akan menjadi pengurus ke depan, program apa yang akan dia bawah, kita harus ingat kita mewakili sekian ribu manusia. Kegiatan yang digelar empat tahun sekali yang dihadiri ribuan bapak-bapak itu bisa menjadi sejarah,” katanya.
Ia ingin agar kegiatan ini mampu “menjaring” banyak bapak-bapak. Bersama ibu-ibu dan anak-anak, KBK harus memberi diri bagi keluarga, Gereja, dan masyarakat.
Yohanes Trisno/ Katoliknews
Komentar