Katoliknews.com – Aparat polsek Malaka Tengah mengamankan 35 pelajar tingkat SMP dan SMA karena melakukan pengrusakan terhadap asrama paroki St Maria Fatima Betun, Keuskupan Atambua, Nusa Tenggara Timur, Jumat 13 Januari 2016.
Sebagaimana dilansir Pos Kupang, Pastor Edmundus Sako, Pr selaku Kepala Asrama mengisahkan, para siswa ini sering melanggar aturan sekolah dan asrama, seperti sering tidak mengikuti misa pagi, tidak ikut senam pagi, ketahuan suka keluar malam, berpesta miras dan berjudi.
Karena sering melanggar aturan inilah ia dengan berat hati mengeluarkan ke-35 siswa tersebut.
Tak terima dikeluarkan, mereka malah bertindak tak terduga yakni melakukan pengrusakan terhadap fasilitas asrama.
“Saya berpikir kenalan mereka sudah melewati batas, oleh karena itu saya meminta bantuan polisi untuk mengamankan sekaligus memberikan pembinaan kepada para murid yang bersekolah di SMP Sabar Subur, SMP Kristen, SMA Sinar Pancasila dan SMK Wilibrodus ini,” ungkapnya.
Akibat ulah para siswa nakal ini, Pastor Edmund memperkirakan kerugian yang diderita pihak asrama mencapai Rp 2 juta.
Dirinya telah meminta pihak orang tua para siswa tersebut agar segera mengganti barang yang rusak, pasalnya barang-barang tersebut merupakan aset Yayasan dan bukan miliknya pribadi.
“Saya minta orang tua para siswa ini patungan dan mengganti semua fasilitas yang dirusak. Jika tidak ada niat baik dari orang tua, kita akan proses lanjut kasus ini,” ujarnya dengan nada tegas.
Sementara itu, Kapolsek Malaka Tengah, Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur, Iptu Frid Mada menjelaskan, pihaknya baru mengamankan para tersebut siswa pasca liburan sekolah.
“Kita hanya memberikan pembinaan saja setelah itu kita pulangkan. Kita sangat menyesali sikap para siswa ini yang suka miras, berjudi dan terakhir merusak fasilitas asrama,” pungkas Frid.
Ia mengatakan, setelah diamankan para siswa tersebut selanjutnya diberikan pembinaan agar mengubah sikap mereka.
Kemudian mereka akan dikembalikan kepada pihak sekolah dan orang tua mereka masing-masing untuk diberikan pembinaan lanjutan.
Yohanes Trisno/Katoliknews
Komentar