Wedi, Katoliknews.com – Paroki Santa Maria Bunda Kristus Wedi, Kabupaten Klaten menggelar pelatihan pranatacara atau master of ceremony (MC) dalam Bahasa Jawa pada Jumat, 13-14 Oktober 2016.
Uniknya, pelatihan yang digelar di Gereja Wedi ini ini fokus pada materi MC untuk upacara kematian.
Fasilitator pelatihan ini adalah Yosef Agustinus Sriyono, pranatacara “senior” dari Desa Malangjiwan, Kecamatan Kebonarum.
Dalam sambutannya, Pastor Kepala Paroki Wedi, Romo Andrianus Maradiyo Pr menyambut baik pelatihan ini.
“Saya berharap, setelah pelatihan pranatacara ini, setiap lingkungan memiliki pranatacara. Karena keberadaan pranatacara itu penting, dan bisa menjadi sarana untuk mewartakan Sabda Tuhan melalui budaya di tengah masyarakat,” harapnya,
Pada pelatihan ini Sriyono menyatakan, pranatacara itu memiliki peran yang strategis, karena pranatacara bisa mewartakan ajaran dan iman Katolik kepada khalayak tanpa mereka merasa “didoktrinasi”.
Apalagi, kata dia, pada saat upacara kematian, kaarena banyak warga yang melayat, dan iman atau agamanya bermacam-macam.
Dalam paparannya, Perangkat Desa Malangjiwan ini menyampaikan materi seputar upacara kematian dan apa yang perlu dilakukan oleh pranatacara.
“Pertama, pranatacara harus sudah siap sebelum upacara dimulai. Kedua, pranatacara perlu mengetahui personil-personil yang akan bertugas pada upara kematian tersebut. Dan ketiga, pranatacara sebaiknya menggunakan bahasa yang bisa dimengerti oleh banyak orang,” paparnya
Pelatihan ini yang fokus pada upacara kematian, menurut Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Paroki Wedi Stephanus Suharno, berangkat dari fakta bahwa saat ada umat Katolik yang meninggal, umat sering grobyakan, dan akhirnya sambatan minta tolong kepada pranatacara yang non Katolik.
“Akibatnya, dalam upacara kematian umat Katolik itu ada sesuatu yang kurang pas, yang kurang nges. Karena pranatacara kurang memahami upacara kematian menurut tatacara dan iman Katolik,” ucapnya.
Kontributor Laurentius Sukamta/Katoliknews
Komentar