Manado, Katoliknews.com – Indonesian Youth Day (IYD) 2016 yang berlangsung di Manado, Sulawesi Utara akan dibuka secara resmi pada hari ini, 4 Oktober 2016, setelah sebelumnya ribuan Orang Muda Katolik (OMK) mengikuti program live in di sejumlah paroki.
Pada pagi hingga siang ini, 2.192 OMK akan bergerak dari lokasi live in mereka di 38 paroki di Keuskupan Manado dan berkumpul untuk memulai acara pembukaan pada pukul 15.00 Wita.
Acara yang dimulai pada sore hari ini akan diawali dengan perarakan salib dari Lapangan Koni Sario menuju Stadion Kalabat, di mana kemudian akan digelar Misa.
Pada malam nanti akan ada pementasan seni. Hadir pula Menteri Agama, Lukman Hakim Syafuddin; Duta Besar Vatikan Mgr Antonio Guido Filipazzi; Gubernur Sulut, Olly Dondokambey yang akan memberi sambutan.
IYD Manado ini mengangkat tema “Orang Muda Katolik Sukacita Injil di Tengah Masyarakat Indonesia yang Majemuk,” di mana OMK diajak untuk semakin menginternalisasi semangat saling menghargai, toleransi dan kesadaran untuk membangun persaudaraan dalam lingkungan sosial yang inklusif.
Mgr Pius Riana Prapdi, Ketua Komisi Kepemudaan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) menyatakan dalam konferensi pers, Senin kemarin, IYD merupakan ajang bagi OMK untuk merayakan perbedaan dan mensyukuri kehidupan.
Ia pun berharap, pasca IYD ini, mereka menunjukkan “kerelaan untuk saling membantu dan keegoisan diredam.”
Sementara itu, Uskup Manado, Mgr Joseph Suwatan MSC mengatakan, masyarakat Manado menerima hangat kedatangan para OMK dari segala penjuru Indonesia.
“Awalnya IYD mau digabungkan dengan Asian Youth Day, tetapi tidak jadi karena IYD ini memiliki tujuan tersendiri,” katanya.
“Sesuai dengan arahan apostolik Evangelii Gaudium dari Paus Fransiskus, terdapat permenungan abad ke-21 dalam konteks Indonesia, maka IYD pun diadakan tahun ini di Manado,” jelasnya.
Pastor John Montolalu, ketua panitia IYD berharap OMK memahami pesan yang diusung dalam tema, yakni gembira dengan perbedaan.
“Selain itu, pulang dari acara ini, ada aksi nyata dari komunitas mereka masing-masing untuk menyebarluaskan pesan dan semangat atau bahkan membuat gerakan yang mendukung IYD 2016,” katanya.
Selama live in, para peserta tidak hanya tinggal di keluarga Katolik, tetapi juga ada yang tinggal di keluarga Protestan dan Islam.
“Tujuannya orang muda mengalami suka duka hidup keluarga hingga ‘mukjizat di Kana’ bisa terjadi,” jelas Pastor John.
Meigiyanto, salah satu peserta live in dari Keuskupan Agung Jakarta menyatakan, ia tinggal bersama warga di Paroki St. Fransiskus Xaverius Guaan.
“Di sini seperti keluarga sendiri, walaupun baru kenal tetapi semua warga di sini sangat terbuka,” katanya.
“Dalam kegiatan sharing dengan beberapa OMK, jadi diingatkan lagi kalau berkomunitas, dan berdoa sangat penting dalam kehidupan rohani,” lanjutnya.
Pastor Rheiner Saneba, bagian humas IYD menyatakan, melalui tema IYD, semua peserta diajak untuk menjunjung tinggi kebersamaan dengan saling menolong demi kemajuan bersama.
“Sesuai slogan masyarakat Manado ‘Baku Bae Baku Tolong Bikin Maju,’” ungkapnya.
Katoliknews
Komentar