Katoliknews.com – Acara buka puasa bersama lintas iman di Semarang, Jawa Tengah pada Kamis, 16 Juni 2016 dipindahkan ke balai desa, meski sebelumnya direncanakan digelar di sebuah Gereja Katolik.
Koordinator Kajian Lembaga Studi Sosial dan Agama (eLSA) Semarang, Khoirul Anwar menyebut acara buka bersama lintas iman bersama Shinta Wahid isteri Presiden Abdurrahman Wahid alias Gusdur dipindahkan lantaran ditolak dari ormas intoleran.
Padahal, kata Khoirul, di gereja telah dilakukan persiapan seperti pemasangan tenda dan sebagainya.
“Itu awalnya permintaan dari FPI, JAS (Jamaah Ansharusy Syariah) dan beberapa ormas yang punya ideologi yang sama. Mintanya digagalkan, jangan ada buka bersama lintas iman. Tapi teman-teman dari Nadlatul Ulama Jateng juga dari Nadlatul Ulama Kota Semarang, teman Banser mengawal bahwa acara ini harus tetap diadakan. Karena ini bukan semata-mata acaranya gereja tapi ini acara kunjungannya Ibu Shinta isteri Gusdur,” ungkap Khoirul kepada KBR.com, Kamis, 16 Juni 2016.
Khoirul menambahkan, acara buka bersama lintas iman sore ini dilangsungkan antar umat muslim dan non muslim berjumlah hampir 500 orang dengan pengawalan dari Barisan Ansor Serbaguna Nahdlatul Ulama (Banser).
“Ini kegagalan pertama ya dalam sejarah sahur bersama sejak beberapa tahun lalu. Sebenarnya acara rutinnya sahur bersama (lintas iman) sudah berjalan sejak 2010. Sejak tahun 2010 hingga sekarang itu ditempatkan di gereja, di tempat orang katolik karena Bu Shinta silaturohim ke umat katolik,” ujar dia.
Kata Khoirul, dalam waktu dekat teman-teman lintas iman akan berkumpul untuk menindak lanjuti situasi ini. Pasalnya, menurut dia, tidak ada sejarah di Semaranag, mengadakan semacam ini mendapat penolakan.
“Bahkan waktu FPI mau deklarasi di Jawa Tengah, dengan mengambil tempat di Semarang, kita mengadakan deklarasi penolakan dan FPI gagal untuk deklarasi di Semarang. Nah kita untuk persoalan yang satu ini jadi merasa kecolongan,” pungkasnya
Setelah kejadian hari ini, Khoirul mengaku kegiatan lintas iman akan terus berjalan.
Sebelumnya, Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid rencananya akan menggelar buka puasa bersama bertempat di Gereja Kristus Raja Ungaran. Namun karena adanya penolakan, maka kegiatan pun dialihkan ke Gereja Yakobus di Pundakpayung Semarang.
Sebelum acara berlangsung, sekira pukul 09.00 WIB Romo Aloysius Budi Purnomo Pr sebagai tuan rumah yang ditunjuk Shinta Nuriyah dipanggil Polrestabes Semarang untuk dialog dengan kelompok yang mengatasnamakan pembela Islam.
Acara buka bersama lintas iman akhirnya digelar di balai desa Pundakpayung, Semarang dengan pengawalan Banser.
KBR/Katoliknews
Komentar