Katoliknews – Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) DKI Jakarta kembali menyelenggarakan kegiatan sekolah kerukunan yang diberi nama Sekolah Agama-agama Bina Damai (SABDA).
Ini merupakan penyelenggaraan ketiga. SABDA pertama digelar pada Juni 2015 yang diinisiasi oleh Universitas Paramadiana, Jakarta. Kemudian, pada November 2015 kembali digelar untuk kedua kalinya.
Kegiatan SABDA yang ketiga secara resmi dibuka Wakil Guberur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat di Pondok Pesantren Minhaajurrosyidiin, Jakarta, Rabu 6 April 2016.
“Sekolah Agama-agama Bina Damai (SABDA) yang diprakarsai oleh FKUB DKI Jakarta merupakan tempat pendidikan bagi kader-kader kerukunan yang diharapkan dapat menyebarkan syiar kedamaian kepada khalayak luas,” ujar Djarot seperti dilansir Republika.co.id.
Menurut Djarot, pembentukan sekolah kerukunan ini menjadi jawaban terhadap berbagai persoalan kerukunan yang selama ini terjadi. Selain itu, sekolah ini kata dia diharapakan bisa menumbuhkan kesadaran generasi muda bahwa Indonesia adalah bangsa yang majemuk, penuh cinta kasih, gotong royong dan menghargai perbedaan satu sama lain.
SABDA merupakan kegiatan yang dipelopori tokoh-tokoh agama penggiat kerukunan. Kegiatan kali ini mendapat dukungan dari Ponpes Minhaajurrosyidiin dan DPW LDII DKI Jakarta. Sebelumnya, SABDA difasilitasi oleh Persekutuan Gereja-Gereja Wilayah DKI dan Keuskupan Agung Jakarta.
Menurut Wagub, SABDA dapat memberikan inspirasi kepada daerah-daerah lain agar ikut menyelenggarakan acara serupa. Penyadaran pentingnya ber-Bhineka Tunggal Ika harus ditanamkan kepada generasi penerus sejak masih dini.
“Saya atas nama warga negara Indonesia dan Warga Jakarta berterima kasih dan mengapresiasi kegiatan ini. Kita ingin SABDA ini dijadikan sebagai proyek percontohan kaum umat beragama untuk berdialog dan mengenal kepercayaan masing-masing,” ungkap Djarot.
Ketua FKUB DKI Jakarta KH Syafi’i Mufid mengapresiasi Ponpes Minhaajurrosyidiin dan DPW LDII DKI Jakarta yang telah menjadi tuan rumah penyelenggara kegiatan SABDA tahun ini. Apalagi segala akomodasi peserta selama pelatihan tidak dipungut biaya sama sekali.
“Keragaman di bumi pertiwi ini adalah suatu keniscayaan, tidak mungkin dihilangkan. Ini adalah ciri khas bangsa kita,” tutur Kiai Syafi’i.
SABDA III berlangsung selama dua hari dan diikuti 38 peserta yang terdiri dari perwakilan agama Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Buddha, erta aliran kepercayaan.
Republika.co.id/Katoliknews
Komentar