Katoliknews.com – Kelompok intoleran yang menamakan diri Forum Silahturahmi Umat Islam Bekasi kembali berunjuk rasa menentang rencana pembangunan gerja St Clara di Bekasi, Jawa Barat, Senin (7/3/2016).
Informasi yang diperoleh Katoliknews.com, massa yang berjumlah sekitar 1.000 orang ini berkumpul di dua titik yaitu Perumahan Duta Pondok Pesantren At-Taqwa mulai pukul 07.00 WIB
Kemudian massa pada pukul 08.00 WIB, menuju ke lokasi Pembangunan Santa Clara. Massa melakukan orasi selama sekitar 30 menit yang dipimpin Ismail Ibrahim.
Selanjutnya selesai orasi di Santa Clara, massa bergerak ke DPRD Kota Bekasi dengan rute Perumahan Prima Harapan – Jalan Raya Perjuangan – Sumarecon Bekasi – Jalan A. Yani – Jalan Hasibuan – Jalan Chairil Anwar – DPRD Kota Bekasi. Massa meminta Hak Angket Anggota DPRD Kota Bekasi terkait Pembangunan Santa Clara.
Setelah dari DPRD, aksi dilanjutkan ke Pemkot Bekasi dengan rute Jalan Chairil Anwar – Jalan Hasibuan – A. Yani – kantor Walikota Bekasi. Di kantor walikota massa meminta agar Walikota Mencabut IMB Pembangunan Gereja St.Clara.
Dalam aksi ini yang bertindak sebagai kordinator lapangan adalah KH. Ishomuddin dan Ismail Ibrahim.
Para ulama yang akan ikut serta diantaranya KH. Amin Noer, dipaksakan hadir oleh pihak Forum Silahturahmi. Kemudianm KH. Ishomuddin Muchtar, Pimpinan pesantren Al-Muchtar; Habib Jamal, FPI DPC Bekasi Utara; Damin Sada, Ikatan Jawara Islam Bekasi (IJABI; Ustad Nanang Seno, Forum Umat Islam Mustikajaya; Ustad Nanang Pramudiyanto; Ustad Kosim Nurseha, FUKHIS Cikarang; Habib Salim, Ketua Umum FPI Bekasi Raya; Majelis Taklim ibu-ibu At-Taqwa dan Ustad Mujahid, Jatisampurna.
Aparat keamanan dari Kepolisian, TNI dan Satpol PP diterjunkan untuk mengamankan jalananya aksi massa ini. Apel gabungan dilaksanakan pada pukul 07.00 WIB, di Pemkot Bekasi dihadiri 1.757 orang personil dari berbagai satuan.
Terdiri dari Brimob Polda 180 personil, Sabhara Polda 180 personil, Raymas 30 personil,Polresta Bekasi Kota 100 personil, Satuan Sabhara 60 personil,Satuan Intelkam 30 personil, Satuan Reskrim 45 personil,Satuan Narkoba 20 personil.
Kemudian dari Propam 10 personil, Satuan Lantas 60 personil, tim nego 30 personil, Polsek Jajaran 380 personil, Satuan Pol PP 500 personil, Dinas Perhubunga 60 personil dan TNI 60 personil.
Wakil Kapolda Metrojaya Brigjen Pol Nandang Jumantara yang memimpin apel gabungan meminta kepada jajaran kepolisian untuk melakukan pendekatan secara persuasif dan tidak menggunakan senjata api.
“Pengamanan ini sifatnya preventif, lebih ditekankan terhadap pendekatan persuasif,” ujar Nandang Jumantara, Senin (7/3), seperti dilaporlan Suara Pembaruan.
Dia mengatakan, penindakan akan dilakukan oleh anggotanya apabila memang telah terjadi tindak pidana seperti pengerusakan, anarkis dan sebagainya. Wakil Kapolda Metro Jaya juga mengimbau kepada jajarannya untuk tidak menggunakan senjata api dalam pengamanan aksi demo tersebut.
Peter/Katoliknews
Komentar